Jumat 04 Jan 2019 13:09 WIB

Masuki Usia 26 Tahun, Republika Diharapkan Tetap Independen

Urusan kualitas karya harus menjadi priorotas utama Republika.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Harian Republika, pada 4 Januari 2018 ini, memperingati hari jadinya yang ke-26 tahun. Direktur Pembinaan Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Sukiman, berharap Republika tetap independen dalam pemberitaannya.

Saat ini menurut Sukiman, urusan kualitas karya harus menjadi priorotas utama. Hal tersebut sejalan dengan tema ulang tahun Republika, yakni "Fanatik pada Kualitas Karya".

"Republika merupakan media yang bernuansa Islami, namun tetap independen dan adil dalam pemberitaan," ucapnya saat dihubungi Republika.co.id, Jumat ( 4/1).

Sukiman menambahkan Republika adalah pelayan informasi bagi masyarakat, sehingga sepanjang masyarakat masih membutuhkan versi cetak tetap diperlukan dan dipertahankan.

Namun, mengingat perkembangan teknologi informasi yang sedemikian pesat, maka versi daring perlu terus diperkuat dan dilengkapi agar menarik.

Sesuai dengan tagar #2019jangankasihkendor Sukiman meminta itu dapat menjadi instrumen evaluasi. Yakni untuk melihat sejauh mana respons masyarakat terhadap Republika.

Sukiman mengucapkan selamat HUT yang ke-26 untuk Republika. Sudah selayaknya dalam usia tersebut Republika menjadi media yang mapan dan kuat. Teruskan perjuangan di ranah pemberitaan, tingkatkan mutu, dan perbanyak informasi edukatif.

Sukiman berharap Republika membuat kolom tetap “Pendidikan” yang dapat    berisi berita, opini, dan ficer yang menggambarkan wajah pendidikan di Indonesia. "Mulai dari pendidikan informal (pendidikan keluarga di rumah), pendidikan nonformal (pendidikan di masyarakat), dan pendidikan formal (sekolah), serta kolaborasi dari ketiganya," ujar Sukiman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement