Ahad 06 Jan 2019 22:54 WIB

Ade Jigo Ceritakan Detik-Detik Tersapu Tsunami

Dia dan anaknya terombang ambing dalam gulungan air selama sekitar 5 menit

Kondisi Kampung Teluk Batako, Labuan,Banten yang terdampak tsunami Selat Sunda, Jumat (28/12).
Foto: Republika/Muhammad Ikhwanuddin
Kondisi Kampung Teluk Batako, Labuan,Banten yang terdampak tsunami Selat Sunda, Jumat (28/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Penyanyi dan juga komedian Ade Jigo menceritakan detik-detik saat dirinya tersapu gelombang tsunami pada 22 Desember lalu. Ade Jigo merupakan salah satu korban selamat dalam bencana tsunami Selat Sunda.

Ketika peristiwa itu terjadi, Ade tengah menjadi pengisi acara employee gathering PLN UIT JBB di Tanjung Lesung Banten, bersama rekan satu grupnya yang tergabung dalam Duo Jigo, Aa Jimmy dan band Seventeen.

"Saat itu Jigo lagi tugas nge-MC. Jam 21.05 kami udah present (mempersembahkan) Seventeen. Habis itu saya turun panggung," ucap Ade di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Ahad (6/1).

Ade menuturkan, usai turun panggung, ia langsung menuju backstage untuk menemui istri dan anaknya yang kala itu turut serta menemaninya bekerja. Tidak berselang lama, saat band Seventeen melantunkan lagu kedua, dia mengajak serta anaknya untuk menyaksikan penampilan Ifan Seventeen dan kawan-kawan dari sisi samping panggung.

Ketika Ade ingin kembali ke belakang panggung untuk mengajak Aa Jimmy menonton aksi panggung Seventeen, tiba-tiba gelombang tsunami setinggi sekitar dua meter datang menerjangnya.

"Di situ saya tergulung air, banyak benda keras, benda tumpul, korban juga banyak," turut Ade menceritakan pengalamannya.

Pria yang namanya melejit ketika masih bergabung bersama grup musik komedi Teamlo itu mengatakan dia dan anaknya terombang ambing dalam gulungan air selama sekitar 5 menit, sebelum akhirnya mereka terjebak dalam sebuah ruangan kecil, yang jaraknya berada sekitar 50 meter dari area panggung.

Di ruangan tersebut, Ade dan anaknya bergabung bersama beberapa orang yang masih dalam kondisi selamat. Ia berusaha terus berada di permukaan dengan berpegangan ke sebuah tali yang melintas di hadapannya. Dengan memanfaatkan tali itu, Ade dan anaknya dapat terus bertahan di atas permukaan air.

Ade mengatakan dalam situasi tersebut, ia tidak mendengar adanya kepanikan. Dia hanya mendengar sekelebat suara-suara doa yang keluar dari mulut orang-orang yang selamat. Ade juga mengaku mendengar suara dua orang, pria dan wanita, yang tengah berceramah. Sesaat setelah itu Ade menyaksikan sebuah peristiwa tak lazim yang dia sebut sebagai mukjizat.

"Tiba-tiba ada pintu terbuka tapi melawan arah air. Pintu itu harusnya terbuka ke arah luar karena terdorong arus kan ya, tapi ini terbuka ke dalam. Di situ orang satu per satu ke luar. Ada bapak-bapak, habis itu saya dan anak saya," ucap Ade yang menambahkan bahwa ruangan kecil tempat dia terjebak merupakan ruangan sebuah restoran.

Peristiwa tersebut masih terus membekas di benak Ade hingga kini. Saat kejadian itu terjadi, dirinya seakan dihadapkan pada dua pilihan yakni menuju kematian atau memilih untuk melanjutkan hidup. Dalam peristiwa tsunami tersebut, Ade Jigo harus kehilangan sang istri Meyuza dan rekan satu grupnya Aa Jimmy.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement