Selasa 15 Jan 2019 17:10 WIB

BNPB akan Buat KTP-El Bencana

BNPB akan menggandeng sejumlah para pemangku kepentingan terkait.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
BNPB
BNPB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Hermawan Agustina menjelaskan, selama 2018 hingga 2019, tercatat ribuan bencana yang terjadi di Indonesia. Bencana terbanyak disebabkan puting beliung dengan 431 kejadian, disusul banjir dengan 373 kejadian, dan 267 kejadian tanah longsor. Sedangkan perkiraan bencana yang terjadi pada 2019, kata Hermawan tetap didominasi oleh puting beliung, baik kecil maupun besar.

Untuk pengakuratan data, BNPB, kata Hermawan akan menerapkan KTP-El bencana yang berfungsi sebagai bank data yang berisi representasi lokasi, waktu dan jenis bencana. Untuk mewujudkannya, BNPB akan menggandeng sejumlah stakeholder terkait seperti Badan Pusat Statistik, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial dan lainnya.

“Jadi data akan langsung terupdate dalam e-KTP tersebut,” kata Hermawan kepada Republika.co.id, Selasa (15/1).

“Sekarang kita sudah kerjasama dengan BPS dan mereka sudah siapkan server yang dapat segera diakses. Dan yang lain kita sudah sosialisasi, termasuk Kemenkes kita sudah ada kesepakatan untuk digit jenis bencana yang sama agar kode yang digunakan juga sama,” jelas dia.

KTP-El bencana ini, menurut Hermawan dapat meminimalisir kerancuan data akibat banyaknya sumber data bencana yang berbeda. Hal ini bukan hanya dapat mengecoh, namun juga dapat menimbulkan ketimpangan aliran bantuan pada satu daerah saja. BNPB, kata dia juga mencoba mengkoordinasikan diri sebagai penyalur bantuan agar tidak ada bantuan yang berlebihan atau ketimpangan di wilayah lain.

“Selama ini memang lembaga masing-masing memiliki program pemberdayaan dan bantuan, tapi datanya tidak terbuka sehingga tidak terdata dalam satu bank data,” kata dia.

“Dengan melakukan mekanisme data ini, diharapkan kelebihan dana atau bantuan itu bisa dikurangi. Jadi semua bisa mengakses data dari sumber yang sama yang terintegrasi dari seluruh lembaga,” tambah Hermawan. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement