Ahad 20 Jan 2019 05:25 WIB

Usai Bebas, Ahok Ingin Dipanggil BTP

Ia juga meminta para pendukungnya untuk tidak perlu menjemputnya di Rutan Mako Brimob

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Israr Itah
Basuki Tjahaja Purnama.
Foto: Antara/Ubaidillah
Basuki Tjahaja Purnama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terpidana kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dikabarkan akan bebas pada Kamis (24/1) mendatang. Melalui surat yang diunggah Tim Basuki di akun Instagram @basukibtp, usai bebas nanti Basuki mengaku ingin dirinya dipanggil BTP.

"Saya mohon maaf dan saya keluar dari sini dengan harapan panggil saya BTP, bukan Ahok," tulis Basuki dalam surat tersebut yang diunggah Kamis (17/1).

Selain itu, ia juga meminta para pendukungnya untuk tidak perlu menjemputnya di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Basuki tak ingin kehadiran para pendukungnya tersebut justru mengganggu orang-orang yang akan beraktivitas.

"Saya sarankan demi untuk kebaikan dan ketertiban umum bersama dan untuk menolong saya, sebaiknya saudara-saudara tidak melakukan penyambutan apalagi menginap," katanya.

Ia juga meminta maaf atas kesalahan yang pernah ia perbuat kepada banyak pihak. Ia juga mengaku bersyukur lantaran dirinya tidak lagi terpilih sebagai Gubernur DKI ketika itu. Dengan adanya peristiwa tersebut, ia mengaku menjadi bisa belajar untuk menguasai diri.

"Kuasai Balai Kota hanya untuk lima tahun lagi, saya jika ditanya jika waktu bisa diputar kembali, mau pilih yang mana? Saya akan katakan saya memilih ditahan di Mako untuk belajar 2 tahun (liburan remisi 3,5 bulan), untuk bisa menguasai diri seumur hidupku," ujarnya.

Berikut isi lengkap surat Ahok:

"Terima kasih atas doa serta dukungannya selama ini untuk saya. Tidak pernah dalam pengalaman hidup saya bisa menerima begitu banyak pemberian dari makanan, buah-buahan, pakaian, buku-buku, dan lain-lain dari saudara-saudara. Saya merasa begitu dikasihi dan kasih yang saudara berikan kepada saya lebih baik daripada emas dan perak maupun dibandingkan kekayaan yang besar saya mendengar ada yang mau menyambut hari kebebasan saya di Mako Brimob. Bahkan ada yang mau menginap di depan Mako Brimob. Saya bebas tanggal 24 Januari 2019, adalah hari Kamis.

Hari orang-orang bekerja, jalanan di depan Mako Brimob dan depan Lapas Vipinang adalah satu-satunya jalan utama bagi saudara-saudara kira yang mau mencari nafkah. Saya sarankan demi untuk kebaikan dan ketertiban umum bersama dan untuk menolong saya, sebaiknya saudara-saudara tidak melakukan penyambutan apalagi menginap.

Saya sangat bersyukur kepada Tuhan, Allah pencipta langit dan bumi, bahwa saya diizinkan untuk ditahan di Mako Brimob. Saya bersyukur diizinkan tidak terpilih Pilkada DKI 2017, jika saya terlipih lagi di Pilkada tersebut, saya hanyalah seorang laki-laki yang menguasai Balai Kota saja.

Tetapi saya disini belajar menguasai diri seumur hidup saya.

Kuasai Balai Kota hanya untuk 5 tahun lagi, saya jika ditanya jika waktu bisa diputar kembali, mau pilih yang mana? Saya akan katakan saya memilih ditahan di Mako untuk belajar 2 tahun ( liburan emisi 3,5 bulan), untuk bisa menguasai diri seumur hidupku.

Jika terpilih lagi, aku akan semakin arogan dan kasar dan semakin menyakiti hati banyak orang. Pada kesempatan ini saya juga mau sampakan kepada Ahokers, para PNS DKI, para pembenciku sekalipun, aku mau sampaikan mohon maaf atas segala tutur kata, sikap, perbuatan yang sengaja maupun tidak disengaja menyakiti hati dan perasaan saudara dan anggota keluarganya.

Saya mohon maaf dan saya keluar dari sini dengan harapan panggil saya BTP, bukan Ahok.

Pemilu dan Pilpres 2019 akan dilangsungkan tanggal 17 April 2019.

Saya mengimbau seluruh Ahokers jangan ada yang Golput. Kita perlu menegakkan 4 pilar bernegara kita, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI dan cara mewakili partai politik yang mau menegakkan 4 pilar di atas di seluruh Indonesia. Kita harus mendukung agar DPR RI, DPRD maupun DPD RI memiliki jumlah kursi yang mencapai di atas 30 persen untuk partai yang teruji dan berkomitmen pada Pancasila.

Saya ingin mengutip Pidato Presiden Soekarno yang saya kutip dari buku Revolusi Belum Selesai. Kumpulan pidato Presiden Soekarno 30 September 1965, Pelengkap Nawaksara (10 Januari 1967), Penyunting Budi Setiyono dan Bonnie Triyanam terbitan Serambi (www.serambi.co.id).

Apa yang Presiden Soekarno sampaikan, aku harap juga diterima menjadi pikiran dan harapan aku kepada seluruh ahokers dimana pun saudara: "Saudara-saudara Pancasila adalah jiwa kita, bukan hanya jiwaku, tetapi ialah jiwa angkatan bersenjata Republik Indonesia. Dan selama angkatan bersenjata Republika Indonesia berjiwa Pancasila, Insya Allah SWT akan tetap kuat, tetap kuat dan sentosa, tetap kuat dan sentosa, tetap kuat dan sentosa menjadi tanduk daripada banteng Indonesia, yang telah kita dirikan pada tanggal 17 Agustus 1945, engkau adalah penegak daripada Pancasila dan setelah kepada pancasila itu, pegang teguh kepada Pancasila. Bela Pancasila itu sebagaimana aku pun berpegang kepada Pancasila, membela Pancasila, bahkan sebagaimana kukatakan lagi tadi, Saudara-saudara, laksana panggilan yang aku dapat daripada alasan untuk memegang teguh kepada Pancasila ini.

Majulah demi kebenaran, perikemanusiaan dan keadilan. Ingatlah sejarah dan tujuan Proklamator dirikan negeri ini.

MERDEKA !."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement