Rabu 23 Jan 2019 01:18 WIB

JK Usulkan Kenaikan Harga Tiket ke Taman Nasional Komodo

Harga tiket masuk ke TN Komodo saat ini terlalu murah.

Red: Nur Aini
Seekor komodo berada di Pulau Rinca, Kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Ahad (14/10).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Seekor komodo berada di Pulau Rinca, Kawasan Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, Ahad (14/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, perlu ada penyesuaian harga tiket masuk (HTM) ke Taman Nasional Komodo di Provinsi Nusa Tenggara Timur karena dinilai terlalu murah.

"Kalau kita melihatnya secara wajar, memang terlalu murah dewasa ini. Tapi ditingkatkan menjadi berapa, nanti dirundingkan," kata Wapres JK kepada wartawan di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (22/1).

Wapres menjelaskan penyesuaian tarif tiket masuk tersebut bisa saja dibedakan berdasarkan kategori pengunjung, misalnya turis domestik, turis asing, turis berkelompok dan pelajar.

"Bisa juga dibedakan antara banyak negara seperti itu. Orang domestik dan anak sekolah bayarnya sekian, tapi untuk turis asing bayarnya sekian," ujarnya.

JK mengacu pada destinasi wisata di Kamboja, Angkor Wat, yang masuk dalam daftar situs warisan dunia Unesco.

Menurut Wapres, penerapan harga tiket masuk di Angkor Wat perlu dijadikan patokan untuk menentukan HTM TN Komodo. "Di luar negeri, kemarin saya lihat di Kamboja, orang bayar masuk itu 50 dolar. Tarif itu ada aturannya keputusan menteri, memang begitu. Sejak dulu, daerah konservasi itu langsung dibawahi Kementerian (LHK) karena taman nasional," ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur NTT Viktor Bungitulu Laiskodat sempat mewacanakan akan menaikkan HTM TN Komodo menjadi 500 dolar AS untuk turis asing dan 100 dolar AS untuk turis domestik.

Sementara berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2014, tiket masuk TN Komodo untuk wisman sebesar Rp 150 ribu dan Rp 5.000 untuk turis dalam negeri.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement