Rabu 23 Jan 2019 10:05 WIB

BPBD: Masyarakat Tenang Hadapi Erupsi Gunung Agung

Warga diimbau menjauhi zona berbahaya Gunung Agung.

Gunung Agung memuntahkan abu dan asap di Karangasem, Bali, Rabu (4/7).
Foto: AP/Firdia Lisnawati
Gunung Agung memuntahkan abu dan asap di Karangasem, Bali, Rabu (4/7).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mengimbau masyarakat untuk tenang dan waspada dalam menghadapi kembali erupsi Gunung Agung. Dalam sepekan ini Gunung Agung kembali erupsi sekitar empat kali.

"Kami mengimbau kepada masyarakat di radius Gunung Agung (GA) agar tetap tenang dan mengikuti arahan dari petugas terkait kebencanaan tersebut," kata Pelaksana Tugas Sekretaris BPBD Provinsi Bali Made Rentin di Denpasar, Rabu (23/1).

Berdasarkan data dari pos pengamatan Gunung Agung, gunung tersebut sudah empat kali erupsi dalam sepekan. Bahkan, erupsi yang terjadi pada Selasa (22/1) asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 2.000 meter di atas puncak kawah.

Dia mengatakan cuaca di Bali saat ini musim hujan, sehingga abu yang dikeluarkan Gunung Agung juga dapat dihambat radius penyebarannya sehingga tidak meluas.

Berdasarkan laporan PVMBG, Gunung Agung (3.142 mdpl) kembali erupsi pada Rabu, pukul 03.18 Wita, tetapi tinggi kolom abu tidak teramati. Erupsi gunung tertinggi di Pulau Bali itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi lebih kurang satu menit 56 detik.

Oleh karena itu, Rentin berharap kepada masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian, dan tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya. Zona tersebut, yaitu di seluruh area radius empat kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.

Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu, mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual. Begitu juga masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang airnya berhulu di Gunung Agung, agar mewaspadai potensi bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang airnya berhulu di Gunung Agung. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement