REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANSISCO -- Sebuah ledakan gas membakar lima bangunan di San Fransisco. Kepala Pemadam Kebakaran Joanne Hayes White mengatakan, petugas membutuhkan waktu lebih dari dua jam untuk memadamkan api tersebut.
Petugas Pacific Gas & Electric mencoba mematikan saluran gas agar api tidak semakin membesar dan menyambar bangunan lainnya. White mengatakan tidak ada korban jiwa dan korban luka-luka dalam insiden ledakan gas tersebut.
Para petugas mengevakuasi beberapa bangunan di sekitar ledakan, termasuk klinik medis dan gedung apartemen. Selain itu, otoritas setempat menutup kawasan perbelanjaan dan melakukan pengalihan arus lalu lintas.
Ledakan gas tersebut telah merusak sebuah restoran Hong Kong Lounge II. Adapun restoran ini cukup populer dan sering dikunjungi oleh para wisatawan dan mahasiswa Universitas San Fransisco.
Seorang saksi mata, Joseph Feusi mendengar suara ledakan dan melihat kobaran api yang menjulang tinggi dari kediamannya. Sementara itu, saksi mata lainnnya Caroline Gasparini mengatakan, ketika ledakan terjadi dirinya melihat karyawan restoran berlarian keluar dari pintu belakang.
Juru Bicara Pacific Gas & Electric Melissa Subbotin mengatakan, sesuai dengan aturan penggalian negara, para petugas menggali tanah di saluran pipa lain. Setelah itu, para petugas dapat menghentikan aliran gas yang menjadi penyebab ledakan.
"Jika kita mematikan gas ke sistem transmisi, kita akan mematikan gas ke seluruh Kota San Fransisco, tujuannya adalah mematikan gas dengan aman dan secepat mungkin," ujar Subbotin, Kamis (7/2).
Ledakan gas dimulai sekitar pukul 01.20 waktu setempat. Ketika itu, di wilayah ledakan sedang ada pengerjaan kabel serat optik.
Adapun Pacific Gas & Electric tengah berada di bawah pengwasan ketat setelah salah satu pipa gasnya meledak di wilayah selatan San Fransisco pada 2010. Ledakan tersebut menewaskan delapan orang dan merusak sejumlah bangunan di pinggiran Kota San Bruno.
Pengadilan menjatuhkan denda kepada Pacific Gas & Electric sebesar tiga juta dolar AS dengan tuduhan kejahatan. Perusahaan gas tersebut dinilai gagal memelihara saluran pipa dengan benar. Sementara utilitas gas di perusahaan tersebut tetap berada di bawah pengawasan hakim federal.