Rabu 13 Feb 2019 00:24 WIB

Jogoboro Jalani Pembekalan untuk Menjaga Malioboro

Saat ini terdapat 110 Jogoboro yang bertugas mengamankanan Malioboro.

Kawasan Jalan Malioboro.
Foto: Yusuf Assidiq.
Kawasan Jalan Malioboro.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Seratusan Jogoboro atau petugas pengamanan di kawasan Malioboro menjalani pembekalan untuk meningkatkan kapasitas mereka guna mendukung tugas sehari-hari di kawasan yang menjadi tujuan utama wisata di Yogyakarta tersebut. Tugas Jogoboro tidak bisa dipandang remeh karena mereka harus mampu memberi pelayanan baik ke wisatawan.

"Melalui kegiatan ini, kami ingin meningkatkan kapasitas Jogoboro dalam melakukan tugas pengamanan. Kegiatan ini baru terselenggara untuk pertama kali dan harapannya bisa dilakukan rutin. Dari pembekalan ini, Jogoboro diharapkan lebih bersemangat saat bekerja," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro Ekwanto di Yogyakarta, Selasa (12/2).

Saat ini, terdapat 110 Jogoboro yang bertugas melakukan pengamanan di Malioboro. Setiap hari terdapat 30 petugas yang berjaga dan terbagi dalam tiga shift atau masa waktu, masing-masing delapan jam.

Menurut Ekwanto, tugas Jogoboro tidak dapat dipandang remeh sehingga membutuhkan peningkatan kapasitas dari waktu ke waktu agar tugas pengamanan dapat dilaksanakan dengan baik. Mereka juga diharapkan mampu memberikan pelayanan kepada wisatawan sama baiknya.

Salah satu tantangan cukup berat yang dihadapi Jogoboro adalah membantu kelancaran lalu lintas di Jalan Malioboro. Terlebih saat ini sudah tidak ada lagi jalur lambat di sisi barat karena sudah direvitalisasi menjadi pedestrian.

Sebelum disulap menjadi pedestrian, jalur lambat di sisi barat Jalan Malioboro digunakan untuk kendaraan tidak bermotor seperti becak dan andong. Namun, setelah jalur lambat tersebut berubah menjadi pedestrian, maka andong dan becak kini berjalan di jalur cepat.     

"Semua jenis kendaraan bertemu di jalur cepat. Mulai dari mobil, sepeda motor, andong dan becak sehingga jalur yang sudah padat menjadi semakin padat. Jika ada hambatan sedikit saja seperti kendaraan daring yang menunggu penumpang, maka bisa dipastikan akan terjadi kepadatan lalu lintas," katanya.

Jogoboro, lanjut dia, diminta membantu menghalau kendaraan yang berhenti di badan jalan agar tidak mengganggu arus kendaraan di belakang mereka. Biasanya, kepadatan terjadi di depan pusat-pusat perbelanjaan seperi mal atau pasar.

"Banyak konsumen yang sudah memesan kendaraan daring saat mereka masih mengantre di kasir. Tetapi, saat kendaraan yang dipesan sudah datang, konsumen belum siap sehingga harus menunggu. Ini yang menyebabkan terjadinya antrean," katanya.

Sedangkan untuk kasus kriminal atau gangguan keamanan, Ekwanto mengatakan, kondisi kawasan Malioboro cukup kondusif. Namun, jika terjadi tindakan kriminalitas, maka Jogoboro harus berkoordinasi dengan kepolisian terdekat.

Bila dibanding dengan luas kawasan yang harus diamankan, lanjut Ekwanto, jumlah Jogoboro yang bertugas masih terbatas. "Karena ketebatasan anggaran, maka belum ada tambahan Jogoboro. Petugas yang ada saat ini akan dioptimalkan," katanya.

Sejumlah kendala yang dihadapi untuk meningkatkan kapasitas petugas, lanjut Ekwanto adalah pada faktor kedisiplinan karena belum semua petugas memiliki tingkat kedisiplinan yang baik.

Pimpinan PT Wardani Dian Mandiri Suhini yang memberikan pembekalan kepada Jogoboro mengatakan, tugas utama Jogoboro adalah memastikan agar pengunjung di Malioboro merasa aman dan nyaman. "Aspek pelayanan ini yang harus diutamakan sehingga wisatawan merasa aman dan nyaman saat menikmati suasana Malioboro. Ada standar prosedur yang sudah diterapkan," kata Suhidi.

Sebagai mitra Polda DIY, perusahaan tersebut juga memberikan pembekalan petugas keamaan di berbagai lokasi seperti di Titik Nol Kilometer, Alun-Alun Utara serta di kompleks Balai Kota Yogyakarta.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement