REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kota Sukabumi tengah berupaya mewujudkan sebagai kota literasi. Upayanya dengan menggalakan kegiatan untuk menumbuhkan minat membaca di sekolah, rumah, dan masyarakat.
"Pada periode wali kota dan wakil wali kota Sukabumi 2018-2023 akan mewujudkan Sukabumi jadi kota literasi," ujar Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Sukabumi Nicke Siti Rahayu kepada wartawan Kamis (14/2). Keinginan ini harus mendapatkan dukungan dari semua pihak.
Nicke mengatakan, untuk mewujudkannya selama empat tahun berjalan digiatkan gerakan Sukabumi gemar membaca (Sugema). Selain itu diluncurkan pula program Gerakan literasi Sukabumi (Geulis) pada Desember 2018 lalu.
Menurut Nicke, gerakan untuk menuju kota literasi ini dilakukan mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, perpustakaan, media dan ruang publik. Di lingkungan keluarga yang menjadi target adalah anak dan orangtua sementara di sekolah siswa dan guru.
Untuk mendukung gerakan literasi kata Nicke, perlu ditumbuhkembangkan potensi dan minat menulis dan membaca agar memiliki kemampuan. Contohnya dengan mendorong para guru dan siswa untuk menulis. Targetnya pada 2019 ini aka nada sebanyak 600 orang penulis baik guru dan siswa.
Sebelumnya para guru di Kota Sukabumi didorong untuk menulis karya ilmiah yang bisa bermanfaat bagi masyarakat. Langkah ini dilakukan untuk mewujudkan Kota Sukabumi sebagai kota literasi.
"Sukabumi tidak memiliki sumber daya alam karena keterbatasan wilayah sehingga harus unggul dari sumber daya manusia (SDM)," ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi di Gedung Juang 45 Kota Sukabumi Rabu (13/2) siang. Hal ini disampaikan dalam sosialisasi teknis karya ilmiah untuk guru tingkat TK, SD, SMP, SMA/MA/SMK, dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Keunggulan dalam bidang SDM ini terang Fahmi adalah harga mati dan tidak bisa ditawar lagi. Sehingga pemkot memotivasi semua kalangan untuk meningkatkan kualitas SDM.
Salah satunya kata Fahmi menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah. Di mana upaya literasi ini dapat dimulai dengan kemauan para guru untuk menulis karya ilmiah.
Sehingga kata Fahmi guru dari berbagai level pendidikan diharuskan memiliki kemampuan dan keterampilan yang sama dalam menulis karya ilmiah. Targetnya budaya literasi bisa diterima secara utuh oleh pelajar karena para guru memiliki keterampilan membaca dan menulis yang baik.
Oleh karena itu pemda bersama organisasi profesi lanjut Fahmi bersepakat meningkatkan kualitas SDM yang diawali oleh guru di seolah dan orangtua di rumah. Program yang digulirkan mulai dari Sukabumi gemar membaca (Sugema) dan mengirimkan mobil perpustakaan keliling ke sekolah yang minim koleksi bukunya.n