Jumat 22 Feb 2019 06:51 WIB

Elektabilitas Hasil Survei 11,3 Persen, Golkar Belum Nyaman

Elektabilitas Golkar tidak pernah berada di bawah 14 persen.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Andri Saubani
Ketua DPD Golkar Jabar, Dedi Mulyadi.
Foto: dok. Pribadi
Ketua DPD Golkar Jabar, Dedi Mulyadi.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Lembaga survei LSI Denny JA, menyatakan, elektabilitas Partai Golkar mencapai 11,3 persen. Golkat masuk ke dalam jajaran tiga terbesar setelah PDIP dan Partai Gerindra.

Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menilai, angka elektabilitas 11,3 persen yang didapat Partai Golkar dalam hasil survei Lingkaran Survei Indonesia atau LSI Denny JA, sudah positif. Partai ini, telah keluar dari zona bahaya, namun perlu didongkrak lagi elektabilitasnya.

Baca Juga

"Kalau 11 persen bisa dikatakan sudah keluar dari zona bahaya. Namun, masih berada di zona menyedihkan. Sehingga, perlu ditingkatkan lagi," ujar Dedi, kepada Republika, Kamis (21/2).

Dedi menjelaskan, Partai Golkar yang notabene adalah salah satu partai politik tertua di Indonesia, selama ini elektabilitasnya tidak pernah berada di bawah 14 persen. Sejelek-jeleknya, minimal di angka 14 persen.

Akan tetapi, pada awal 2019 ini elektabilitas Golkar menurun drastis. Meskipun, penurunan ini tak hanya terjadi pada Golkar saja. Melainkan, hampir sama dengan partai lainnya.

Karena itu, ada waktu dua bulan lagi untuk meningkatkan elektabilitas ini. Sehingga, Golkar bisa meraih minimal 14 persen di hasil survei. Bahkan, lanjut Dedi, harapannya di hari pencoblosan 17 April mendatang, elektabilitas Golkar bisa 20 persen.

Supaya target elektabilitas minimal 14 persen bisa tercapai, Dedi meminta DPP Partai Golkar segera mengambil manuver. Supaya, bisa mendongkrak elektabilitas partai. Salah satu langkahnya, dengan membangun konten politik yang dimengerti publik.

Selain itu, langkah lain untuk meningkatkan elektabilitas Golkar adalah dengan mengambil efek elektoral calon Presiden dan Wakil Presiden RI nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Sebab, ini menjadi salah satu peluang untuk meningkatkan elektabilitas.

"Golkar harus membuat konten-konten politik bahwa Pak Jokowi adalah Golkar atau yang disebut membuat asosiasi. Sekarang ini, Pak Jokowi belum terlalu terasoisasi secara sempurna dengan Golkar," ujarnya.

Dedi pun berharap para kader Partai Golkar bisa total memenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin. Serta, menyampaikan keberhasilan pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

Selain itu, para kader Golkar jangan ragu lagi bicara tentang Jokowi. Kalau mendukung Jokowi, lakukan dengan maksimal. Supaya, elektoral bisa didapat.

"Jangan jadi pemain banci, ke sana enggak, ke sini enggak," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement