REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Danrem 162/WB Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan personel TNI dari korps zeni, baik satuan TNI AD dan Marinir TNI AL, akan terus membantu proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa di Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Untuk hari ini, Jumat (22/2) ada 3 SSK dari satuan yang berbeda untuk rumah rusak berat akan tiba di Bandara Lombok yakni 1 SSK dari Yonzipur 5/ABW dan 2 SSK dari Yonzipur 10/2 Kostrad," ujar Rizal di Mataram, NTB, Jumat (22/2).
Rizal menjelaskan Yonzipur 5/ABW akan ditempatkan di Kabupaten Sumbawa Barat dan 2 SSK dari Yonzipur 10/2 Kostrad akan ditempatkan di wilayah Kabupaten Lombok Utara.
"Mereka akan diploting di tempat-tempat yang sudah siap materialnya, bukan yang belum ada sehingga waktu yang ada digunakan seefektif mungkin untuk mempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi," kata Rizal.
Setelah memasuki wilayah tempat kerja, kata Rizal, para pasukan langsung beradaptasi dan koordinasi dengan para fasilitator terkait dengan jenis rumah yang akan dibangun.
"Mereka langsung eksis sesuai dengan jenis rumah berdasarkan permintaan yang akan dibangun dalam pokmas itu sendiri. Target yang ingin dicapai semaksimal mungkin hingga batas waktu yang ada sampai 12 April mendatang," ucap Rizal.
Rizal mengatakan, khusus untuk rumah dengan rusak berat, progres sampai saat ini sudah sekitar 600 unit rumah dan untuk rumah ringan dan sedang sudah mencapai ribuan, bahkan sudah ada yang langsung ditempati oleh pemilik rumah.
Rizal menjelaskan bantuan seribu personel TNI diperuntukan untuk rumah rusak berat yang sudah lengkap menerima bantuan dana stimulan sebesar Rp 50 juta sebanyak 24 ribu unit rumah yang saat ini terlihat masih lambat, dan masih dalam atensi.
Sedangkan pencairan dana untuk tahap kedua sebesar Rp 25 juta bagi yang belum menerima penuh dan akan diusahakan pencairannya akhir Februari sehingga secara administrasi sudah selesai semua agar tidak menghambat proses percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi.
"Data terakhir penerima dana stimulan tahap kedua diperkirakan sekitar Rp 1,9 miliar setelah dilakukan verifikasi ulang sesuai dengan kondisi nyata oleh fasilitator," ucap Rizal.
Rizal berharap masyarakat juga harus berperan aktif membantu proses percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi bersama para fasilitator sehingga rumah yang menjadi pilihannya cepat terbangun dan segera ditempati.