REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut 1.136,41 hektare lahan di Riau telah terbakar. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) itu terjadi rentang waktu sejak 1 Januari 2019 hingga 25 Februari 2019.
"Sejak 1 Januari 2019 sampai dengan 25 Februari 2019, sejumlah 1.136,41 hektare area (Ha) lahan di Riau terbakar," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (26/2).
Terkait hal itu, sejumlah pihak beramai-ramai berupaya memadamkan api. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar mengatakan, hal tersebut setelah mempertimbangkan kebijakan Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim yang menetapkan status siaga darurat Karhutla di Provinsi Riau hingga 31 Oktober 2019 membuat semua komponen bisa terjun dan ikut memadamkan api.
"Dengan status itu, semua komponen bisa lebih optimal untuk melakukan penanggulangan karhutla di Riau, baik BNPB maupun BPBD Provinsi, BPBD Kabupaten/Kota, kepolisian, dan TNI," katanya.
Dengan kata lain, dia melanjutkan, pemerintah pusat, dan semua pihak terkait bisa lebih optimal dan cepat untuk memadamkan api. Hingga saat ini, ia menyebut petugas Manggala Agni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK), TNI, kepolisian, BPBD kabupaten/kota, hingga pemadam kebakaran (damkar) masih terus berupaya memadamkan api.
Ini terlihat seperti yang dilakukan oleh PT Chevron Pacific Indonesia masih terus berusaha memadamkan kebakaran di area konsesinya di Kota Dumai, Provinsi Riau. Berdasarkan pantauan Antara, Selasa (26/2) malam, terlihat satu mobil pemadam kebakaran yang masih menyemprotkan air di lokasi tersebut. Kebakaran lahan gambut masih membara, dan api terlihat terus berkobar.
Pemadam kebakaran berusaha menjaga agar api tidak merambat ke fasilitas listrik Chevron yang ada di area itu. Manager Corporate Communication PT. Chevron Pacific Indonesia (PT CPI), Sonitha Poernomo menyatakan setelah menerima laporan kebakaran dari petugas keamanan, Tim Pemadam Kebakaran CPI langsung menuju lokasi untuk memadamkan titik-titik api, bekerja sama dengan tim gabungan TNI, Polri dan BNPB.
"PT CPI prihatin atas situasi kebakaran lahan dan asap serta terus memantau kualitas udara di Riau," katanya.
"PT CPI berkomitmen untuk meminimalkan dampak asap terhadap operasi dan masyarakat dan terus mengupayakan pencapaian produksi secara selamat dan andal," lanjut Sonitha.
Hal yang sama dilakukan oleh aparat militer. TNI mengirimkan satu satuan setingkat kompi (SSK) prajurit dari Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) 10/Brajamusti Kostrad untuk membantu mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pekanbaru, Riau. Pasukan ini akan masuk ke dalam Satuan Tugas Penanggulangan Karhutla (Satgas Karhutla).
Ratusan prajurit dari Yonarmed 10/Brajamusti Kostrad, dipimpin oleh Lettu Arm Imam Wahyudi, diberangkatkan melalui Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Ahad (24/2). Seluruh prajurit beserta perlengkapannya diberangkatkan dengan menggunakan pesawat Hercules C-130, A-1316 TNI AU menuju Pekanbaru di bawah BKO Korem 031/Wirabima di Riau.
Asops Panglima TNI, Mayjen Ganip Warsito, menyampaikan ucapan terima kasih kepada segenap prajurit Yonarmed 10/Brajamusti Kostrad dalam kesiap siagaannya melaksanakan tugas. Hal tersebut, kaga Ganip, menunjukkan para prajurit memiliki kesiapan operasional yang tinggi.
"Itu semua membuktikan kepada masyarakat kita bahwa TNI akan hadir di tengah-tengah kesulitan rakyat dan TNI selalu siap mengawal negara dan bangsa ini dari berbagai bentuk ancaman," katanya saat memberangkatkan pasukan tersebut, Ahad (24/2).
Menurut Ganip karhutla sangat merugikan masyarakat. Ia juga menyebutkan, penyebab utama terjadinya karhutla adalah karena ulah manusia dalam mengelola lahan secara tidak profesional dan tidak sesuai prosedur yang benar. Karhutla, kata dia, menimbulkan dampak yang luas, terutama ekonomi.
"Karena penanggulangan kebakaran hutan ini menyedot anggaran negara yang begitu besar, yang semestinya bisa digunakan untuk kepentingan pembangunan yang lainnya," jelasnya.
Siaga Darurat Karhutla: Personel Kepolisian Resor Dumai memadamkan kebakaran lahan gambut di Kota Dumai, Riau, Selasa (26/2/2019).
Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, menyatakan pihaknya akan menyiapkan dan menambah pasukan untuk menjaga titik api dan karhutla di Riau. Peralatan untuk memadamkan titik api pun akan dioperasikan di lokasi terjadinya kebakaran.
"Untuk menjaga titik-titik api dan penindak kebakaran seperti pompa air berkemampuan tinggi untuk bisa dioperasikan di lokasi karhutla. Sehingga apabila ada potensi kebakaran segera akan ditindak lanjuti," jelas Hadi.
Menurutnya, TNI akan menambah prajurit di setiap titik yang berpotensi terjadinya kebakaran untuk menjaganya. Termasuk di dalamnya untuk menyiapkan penindak kebakaran, seperti operator pompa yang ahli untuk mematikan lahan gambut sampai ke dasar yang paling dalam.
"Oleh sebab itu, saya segera meluncur ke Riau dalam rangka melihat langsung terkait karhutla sesuai laporan dari satelit yang memiliki potensi kebakaran sangat tinggi, diwilayah Rokan Hilir, Dumai dan Rupat, Bengkalis," ujarnya.
Sementara, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) memastikan kebakaran hutan dan lahan di Bengkalis, Riau segera ditangani. Menurut JK, ada tim yang ditugaskan untuk melakukan penanganan setiap ada kebakaran hutan dan lahan, yakni BNPB.
"Ya, kita kan sudah ada sistem (penanganan) kebakaran hutan dipimpin oleh BNPB karena mereka punya pesawat, helikopter, itu akan dikerahkan ke situ untuk memadamkan kebakaran itu," ujar JK saat diwawancarai wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (26/2).
Menurutnya, Gubernur Riau juga sudah diminta untuk ikut serta memimpin penanganan kebakaran hutan dan lahan. Namun demikian, JK menilai peran serta masyarakat juga dibutuhkan dalam menangani kebakaran hutan dan lahan, di samping juga perusahaan-perusahaan perkebunan.
Itu karena penyebab kebakaran hutan dan lahan kerap bersumber dari lahan masyarakat maupun perusahaan. "Tentu juga partisipasi masyarakat, partisipasi daripada perusahaan-perusahaan perkebunan," kata JK.
Ia juga mengungkap investigasi penyebab awal dari kebakaran hutan dan lahan masih dalam proses penyelidikan. "Belum, belum saya lihat. Tapi pasti sudah ada sambil berjalan dan itu juga kan," ujarnya.
Karhutla Perkebunan Sawit Riau: Kebakaran hutan dan lahan perkebunan sawit rakyat terjadi di sejumlah tempat di Desa Bukit Kerikil Bengkalis dan Desa Gurun Panjang di Dumai, Dumai Riau, Senin (25/2/2019).