Selasa 05 Mar 2019 20:42 WIB

Usaha Sambal Bisa Antisipasi Harga Jatuh

Produk olahan cabai semakin hari semakin berkembang.

Red: EH Ismail
Cabai merah.
Foto: Humas Kementan.
Cabai merah.

REPUBLIKA.CO.ID, GROBOGAN -- Kelompok Tani Sido Makmur yang berada di Desa Pilang Payung, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah terus melakukan pengembangan olahan cabai sebagai salah satu upaya mengantisipasi jatuhnya harga.

"Salah satunya adalah dengan cara membuat sambal Bledek yang dikemas dalam botol-botol rapih serta menarik. Artinya, di mana ada kemauan pasti selalu ada jalan. Hambatan dan rintangan jika diiringi keyakinan akan berbuah kesuksesan," ujar Ketua Poktan Sido Makmur, Ninik Maryani, Senin (4/3).

Ninik mengaku optimistis dengan perkembangan usaha sambal. Sebab, produk olahan ini semakin hari semakin berkembang dan mudah diterima oleh masyarakat luas sebagai alternatif konsumsi saat harga cabai mahal.

"Sambal kemasan ini juga mudah dibawa, tahan lama, dengan bermacam variasi rasa. Saat ini penjualan sambal bledek per bulan baru mencapai 1.000 sampai 1.300 botol dengan omzet berkisar Rp 21 juta sampai Rp 25 juta," kata Ninik.

Sekadar informasi, cabai adalah jenis tanaman yang memiliki kandungan air 70-90 persen. Kondisi ini sangat rentan dan mengakibatkan cepat membusuk. Di sisi lain, permintaan cabai cenderung datar yang mengakibatkan harga di pasaran tidak stabil. Apalagi, jika posisi pasokan berlebih.

Mengenai hal ini, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Yasid Taufik mengatakan, pengelolaan cabai harus didukung secara penuh karena salah satu solusi dalam mengantisipasi fluktuasi harga.

"Tentu kita harus mendukung teman-teman poktan ini karena mengolah cabai menjadi sambal, pasta atau cabai kering siap konsumsi merupakan solusi mencegah fluktuasi harga," katanya.

Menurut Yasid, upaya Poktan Sido Makmur dalam mengolah cabai sudah membuahkan hasil. Mereka sudah mampu mengekspor olahannya ke berbagai negara, seperti Australia, Malaysia, Taiwan, Hongkong, Jepang, Korea, Vietnam, Arab Saudi, dan Turki.

"Sambal Bledek memang meledak. Bahkan sampai dikirim ke luar negeri. Sambal ini memiliki tiga varian rasa, yaitu rasa original, rasa ikan peda, dan rasa ikan teri medan," katanya.

Selain varian rasa, kata Yasid, sambal ini juga memiliki tiga tingkat kepedasan untuk setiap rasa. Masing-masing untuk level 5 yang memiliki tingkat kepedasan paling rendah, level 10 untuk tingkat kepedasan medium dan level 15 untuk tingkat kepedasan paling tinggi.

"Sambal olahan ini berbahan dasar cabai kering yang dipadukan dengan bawang merah, bawang putih, terasi, dan sebagainya," katanya.

Yasid menegaskan, sambal tersebut sama sekali tidak menggunakan bahan pengawet atau kandungan zat lain. Masyarakat pun tak perlu khawatir karena kekuatan olahan mampu bertahan sampai enam bulan. Selain itu, sambal ini juga sudah memiliki kekuatan hukum yang sudah dipatenkan melalui label dan sertifikat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan dengan nomor P.IRT No. 2113315100502-22.\

"Pengolahan ini juga didukung dengan bantuan dari Direktorat Jenderal Hortikultura berupa oven, blender besar, spiner, etalase untuk memajang dagangannya dan penggorengan komplit. Sarana ini diharapkan menunjang proses produksi karena permintaan juga semakin besar," katanya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan Edhie Sudaryanto menambahkan, pengolahan cabai di wilayah Grobogan sangat potensial karena didukung oleh pemerintah daerah melalui promosi dan pemasaran.

"Dengan adanya pelaku usaha pengolahan cabai diharapkan dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan daya saing bagi petani pengolah. Selain itu, bantuan alat pengolahan juga diharapkan menjadi stimulan bagi petani untuk lebih menggiatkan pengolahan cabai," kata dia.

Untuk memfasilitasi pemasaran produk-produk pertanian, kata Edhie, Kabupaten Grobogan secara rutin menggelar pasar tani yang diselenggarakan setiap hari Jumat di halaman kantor Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan mulai dari pukul 06.30 hingga 10.00 WIB.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement