REPUBLIKA.CO.ID, BUKITINGGI -- Pekan ini seekor buaya menyerang manusia di Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) memang membenarkan adanya habitat buaya muara atau crocodylus porosus di lokasi tersebut.
Sebelumnya buaya di sana tidak pernah menyerang manusia. Tapi kejadian pada Rabu (7/3) malam WIB kemarin, Misrel, 35 tahun asal Kabupaten Pasaman diserang buaya saat menyelam mencari ikan di kawasan Sungai Masang Kiri di Nagari Salareh Aia.
Saat itu, korban bersama tiga rekannya tengah mencari ikan dengan cara menombak dan menyelam ke dalam air. Diduga buaya mengamuk karena terinjak tidak sengaja oleh korban.
Untuk mengantisipasi kejadian itu terulang BKSDA Agam akan memasang empat unit kamera jebakan guna mendeteksi pergerakan buaya. "Kami pasang empat unit kamera trap untuk memastikan keberadaan buaya," kata Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) BKSDA Kabupaten Agam Ade Putra, Sabtu (9/3).
Selain memasang kamera, BKSDA Agam juga mengimbau masyarakat supaya tidak beraktivitas dulu di lokasi sungai Masang Kiri. Hal ini karena buaya diprediksi masih agresif. Himbauan ini dilakukan BKSDA bekerja sama dengan pemerintahan nagari, melalui pemasangan spanduk-spanduk di titik menuju akses ke sungai.
Pada Jumat (8/3) BKSDA, Polres Agam, aparat pemerintahan nagari, petugas keamanan PT AMP Plantation melakukan penyisiran di sekitar sungai Masangf Kiri, atau tempat kejadian penyerangan buaya. Mereka mendeteksi tiga lokasi yang diduga adalah sarang buaya muara.
BKSDA menerangkan memang sebelumnya buaya tidak agresif terhadap manusia. Tapi kejadian terhadap Misrel dan kawan-kawan kemarin memicu sensitivitas buaya terhadap manusia. Karena untuk menyelamatkan Misrel, beberapa orang temannya menyerang balik buaya sampai buaya tersebut terluka.
"Dengan kondisi ini, buaya akan ganas kepada manusia," ujar Ade.