Sabtu 09 Mar 2019 18:10 WIB

TKN Sebut Pemerataan Kesehatan Era Jokowi Baik

Untuk membangun manusia berkualitas, pondasinya ada pada ibu hamil yang sehat.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Friska Yolanda
Ilustrasi Kesehatan lansia
Foto: Antara
Ilustrasi Kesehatan lansia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin memaparkan program terkait kesehatan yang akan dilakukan pihaknya apabila terpilih kembali pada Pilpres 2019. Menurut Anggota TKN, Hasbullah Thabrany pihaknya akan melanjutkan program kesehatan yang sudah berjalan dengan baik selama ini. 

"Outcome seperti stunting turun dalam lima tahun terakhir tujuh persen. Jaminan kesehatan Rp 200 juta, pemerataan kesehatan tambah baik, nusantara sehat mengirim ke daerah-daerah," kata Hasbullah pada sebuah diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu (9/3). 

Baca Juga

Ia mengatakan, prioritas TKN ke depan adalah membangun manusia yang berkualitas untuk bisa bersaing. "Bukan hanya lima tahun ke depan, tapi juga 30 sampai 50 tahun ke depan," kata dia. 

Hasbullah melanjutkan, pondasinya ada pada ibu hamil yang sehat. Ia mengatakan, TKN ingin wanita hamil memiliki kesehatan yang baik sehingga anaknya nanti memiliki modal awal tubuh yang baik. Setelah anaknya lahir juga harus dipenuhi kebutuhan gizinya. 

"ASI untuk bayi harus dipenuhi selama dua tahun. Barulah kita bisa menciptakan manusia berkualitas," kata dia lagi. 

Ia juga mengklaim semasa pemerintahan Presiden Joko Widodo, program jaminan kesehatan nasional (JKN) memiliki manfaat besar bagi masyarkat. Meskipun BPJS banyak menuai kontroversi, namun ia menyebut tidak sedikit juga masyarakat yang merasakan manfaatnya. 

Lebih lanjut, ia mengatakan TKN ingin membangun infrasturktur yang bisa memperkuat ketahanan kesehatan dalam negeri. Sumber kesehatan dari dalam negeri juga harus diperkuat kualitasnya sehingga bisa bersaing dengam negara tetangga. 

 

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ الرِّبٰوا لَا يَقُوْمُوْنَ اِلَّا كَمَا يَقُوْمُ الَّذِيْ يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطٰنُ مِنَ الْمَسِّۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَالُوْٓا اِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبٰواۘ وَاَحَلَّ اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰواۗ فَمَنْ جَاۤءَهٗ مَوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖ فَانْتَهٰى فَلَهٗ مَا سَلَفَۗ وَاَمْرُهٗٓ اِلَى اللّٰهِ ۗ وَمَنْ عَادَ فَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

(QS. Al-Baqarah ayat 275)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement