Ahad 10 Mar 2019 17:02 WIB

Jokowi Sebut Jabar Contoh Masyarakat yang Penuh Toleransi

Jokowi meminta masyarakat tidak terpecah belah karena urusan politik.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andri Saubani
Calon Presiden No Urut 1, Joko Widodo menerima dukungan dari Ribuan alumni perguruan tinggi dan SMA se-Bandung Raya. Pembacaan deklarasi dukungan dilakukan di Monumen Perjuangan, Bandung, Ahad (10/3). Acara yang dihadiri sekitar 20 ribu massa yang tergabung dalam 'Alumni Jabar Ngahiji' ini dihadiri juga sejumlah alumni dari daerah lain seperti Jakarta.
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
Calon Presiden No Urut 1, Joko Widodo menerima dukungan dari Ribuan alumni perguruan tinggi dan SMA se-Bandung Raya. Pembacaan deklarasi dukungan dilakukan di Monumen Perjuangan, Bandung, Ahad (10/3). Acara yang dihadiri sekitar 20 ribu massa yang tergabung dalam 'Alumni Jabar Ngahiji' ini dihadiri juga sejumlah alumni dari daerah lain seperti Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat di Jawa Barat (Jabar) untuk terus menjaga persatuan. Jokowi berharap, jangan sampai urusan politik membuat masyarakat terpecah belah..

"Jangan sampai, gara-gara pemilihan Presiden kita tak saling sapa dengan tetangga. Aset terbesar kita adalah kerukunan. Masyarkat Jabar contohnya, ini masyarakat yang penuh toleransi dan  masyarakat terbuka," ujar Jokowi di acara Deklarasi dukungan Alumni SMA dan perguruan tinggi se-Bandung Raya untuk pasangan Joko Widodo-Maruf Amin dalam Pemilu Presiden 2019. Dengan tema, 'Kebangkitan Kaum Intelektual, Dukung Indonesia Maju' di Monumen Perjuangan, Bandung, Ahad (10/3).

Jokowi menilai, Jabar merupakan miniatur Indonesia. Karena, semua suku ada disini. Yakni, suku dari Sabang sampai Merauke.

"Ini miniatur Indonesia ada di Jabar. Saya berbahagia, dengan berkumpulnya alumni-alumni di Jabar dari berbagai perguruan tinggi," katanya.

Jokowi mengajak masyarakat untuk bersama-sama memberantas peredaran berita bohong (hoaks) dan fitnah. Penangkalan atas serangan hoaks dan fitnah ini harus terus dilakukan demi utuhnya persatuan bangsa.

"Harus kita perangi, harus berani kita lawan. Kita harus berani lawan itu, jangan diam," ujar Jokowi di hadapan sekitar 20 ribu pendukungnya.

Menurut Jokowi, saat ini penyebaran hoaks dan fitnah semakin massif dilakukan terutama terkait pemilu presiden. Tidak hanya melalui media sosial, penyebarluasan berita bohong inipun dilakukan secara gencar dari rumah ke rumah.

"Hoaks, fitnah, tidak hanya di medsos, tapi dari rumah ke rumah," katanya.

Jokowi pun menyontohkan hoaks dan fitnah yang menyerang dirinya seperti menyangkut antek asing dan SARA. "Masak kalau kita menang lagi, tidak akan ada adzan. Itu fitnah," katanya.

Oleh karena itu, Jokowi meminta masyarakat pun diedukasi agar bisa membedakan antara hoaks dan fakta. "Masyarakat harus diedukasi," katanya.

Sebab, kata dia, terdapat sembilan juta masyarakat yang bisa terpedaya oleh penyebaran hoaks dan fitnah. "Kalau tidak dilawan, yang sembilan juta itu bisa bertambah jadi 15 juta," katanya.

Jokowi berharap, masyarakat menjaga persatuan dan kesatuan dalam menghadapi pesta demokrasi ini. Perbedaan pilihan politik jangan sampai memecah belah tali persaudaraan yang sudah dijalin dengan baik selama ini.

"Modal besar adalah persatuan, kerukunan, persaudaraan. Ini aset kita, jangan sampai karena berita hoaks, fitnah, kita terpecah," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement