Rabu 13 Mar 2019 02:07 WIB

Petugas Damkar Butuh Peningkatan Kesejahteraan

Petugas Damkar bekerja dengan resiko tinggi.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Kebakaran di Pasar Induk Gedebage, Kota Bandung pada Senin (3/9). Hingga pukul 20.00 petugas Damkar masih mencoba memadamkan api.
Foto: dok. Dinas Damkar Kota Bandung
Kebakaran di Pasar Induk Gedebage, Kota Bandung pada Senin (3/9). Hingga pukul 20.00 petugas Damkar masih mencoba memadamkan api.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung mencapai usia 100 tahun. Di usia satu abad, petugas pemadam kebakaran yang selama ini bertugas membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah.

Hal ini diungkapkan Kepala Diskar PB Kota Bandung Ferdi Ligaswara, Selasa (12/3). Ferdi meminta kesejahteraan petugasnya menjadi perhatian lebih oleh pemangku kebijakan. Ferdi menuturkan petugasnya bekerja dengan resiko tinggi. Karenanya harus disertai dengan perlindungan dan kompensasi yang sebanding.

"Mudah-mudahan tidak yang seksi-seksi saja dinas yang diperhatikan. Ini di era kemajuan peradaban banyak, sekali lagi kita sering melupakan bahwa semakin maju kota maka semakin dekat potensi kebencanaan," kata Ferdi di Taman Sejarah Balai Kota Bandung, Selasa (12/3).

Ia mengatakan saat ini kebanyakan petugas merupakan pekerja harian lepas (PHL). PHL ini mendapatkan upah untuk tingkat Kota Bandung sebesar Rp 3,2 juta. Meskipun jumlah ini masih lebih besar dibanding daerah lain, ia mengatakan masih butuh peningkatan kesejahteraan.

"Kalau secara kalkulasi kebutuhan cukup apa. Punya anak punya istri dengan resiko tinggi. Harapannya tentu di 100 tahun ini pemerintah, para eksekutor kebijakan lebih mementingkan," ujarnya.

Menurutnya, gaji PHL idealnya di atas UMR yang berlaku di daerah tersebut. Bahkan ada di beberapa daerah petugas pemadam kebakaran hanya digaji Rp 350 ribu. Ia menuturkan resiko pekerjaan petugas damkar sangat tinggi. Luka hingga nyawa menjadi taruhan saat harus bertugas di lapangan.

"Dua anak kami meninggal dalam tugas kemarin.  Tiga anggota kami kalau dibuka badan lantah seperti lilin. Betapa tidak, maka perlindungannya harus diperhatikan karena mereka beresiko tugas," tambahnya.

Selain kesejahteraan personil, ia mengatakan Diskar PB juga membutuhkan perhatian di bidang sarana prasarana. Hal ini untuk mendukung pekerjaan di lapangan. Menurutnya, masih ada beberapa kebutuhan alat-alat untuk membantu terutama dalam hal pemadaman kebakaran. Seperti skylift (tangga) intuk menjangkau kebakaran di tempat tinggu hingga unit kendaraan yang diakuinya masih kekurangan.

"Unit itu kita 96 hitungannya yang dibutuhkan. Kita baru memiliki 32 unit yang sudah relatif tua-tua," ucapnya.

Meski demikian, ia mengaku tidak menjadikan kekurangan tersebut sebagai hambatan dalam bertugas. Ia mengaku terus memaksimalkan dengan petugas dan sarana prasarana yang ada.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement