Rabu 13 Mar 2019 08:14 WIB

Saat Pelarangan Boeing 737 MAX 8 Makin Meluas

Inspeksi Boeing 737 MAX 8 di Indonesia dimulai.

 Ethiopian Airlines (Ilustrasi)
Foto: Republika
Ethiopian Airlines (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID Setelah dipelopori Republik Rakyat Cina (RRC), Etiopia, dan Indonesia, sejumlah negara ikut melakukan pelarangan sementara operasional pesawat Boeing 737 MAX 8 di wilayah udara masing-masing. Masing-masing negara ingin kepastian keselamatan pesawat itu setelah kejadian kecelakaan penerbangan Ethiopian Airlines ET302 pada Ahad (10/3) yang menggunakan pesawat Boeing tersebut.

Pada Selasa (12/3), Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS) mengumumkan untuk sementara menangguhkan semua model Boeing 737 MAX terbang masuk dan keluar dari negara tersebut. Singapura adalah negara pertama yang melarang semua varian keluarga pesawat Boeing 737 MAX yang merentang dari MAX 7 hingga MAX 10.

Baca Juga

Penangguhan ini mulai berlaku sejak pukul 14.00 setempat, kemarin. "Silk Air, yang mengoperasikan enam pesawat Boeing 737 Max, akan terpengaruh, demikian juga China Southern Airlines, Garuda Indonesia, Shandong Airlines, dan Thai Lion Air," tulis CAAS dalam pernyataannya.

Kecelakaan Ethiopian Airlines penerbangan ET302 rute Addis Ababa, Etiopia, menuju Nairobi, Kenya, pada Ahad (10/3), menewaskan 157 penumpang dan awak pesawat. Kecelakaan itu hanya berjarak beberapa bulan dari kecelakaan Lion Air JT610 rute Jakarta-Pangkal Pinang pada Oktober 2018 lalu yang menewaskan 189 penumpang.

Kedua penerbangan itu menggunakan Boeing 737 MAX 8 yang baru didatangkan kedua maskapai. Kedua kecelakaan juga terjadi tak lama setelah pesawat lepas landas.

Otoritas Keselamatan Penerbangan Sipil (CASA) Australia juga mengambil langkah yang serupa dengan otoritas di Singapura. "Ini adalah penangguhan sementara, sementara kami menunggu informasi lebih lanjut untuk meninjau risiko keselamatan operasi lanjutan dari Boeing 737 MAX ke dan dari Australia," kata CEO CASA Australia Shane Carmody dalam sebuah pernyataan, Selasa (12/3).

Langkah Australia hanya akan memengaruhi Silk Air dan Fiji Airways karena belum ada maskapai Australia yang menggunakan model tersebut.

Maskapai penerbangan Meksiko, Aeromexico, juga telah menangguhkan operasi enam pesawat Boeing 737 MAX 8. Penangguhan ini dilakukan sampai mereka memiliki informasi yang jelas tentang penyelidikan mengenai kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines.

"Penerbangan yang dioperasikan dengan pesawat-pesawat ini akan ditangguhkan oleh seluruh armada," demikian dilansir Aeromexico dalam pernyataan resmi, kemarin.

Maskapai Brasil, Gol, juga mengumumkan pengandangan sementara pesawat-pesawat Boeing 737 MAX 8 yang mereka gunakan sejak tahun lalu dengan alasan yang sama. Sementara, maskapai Jet Airways dari India juga mengandangkan lima pesawat Boeing 737 MAX 8 mereka.

Sementara, tak ada maskapai di Amerika Serikat, negara asal perusahaan Boeing, yang mengandangkan 737 MAX 8 mereka. Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) juga sempat mencoba meyakinkan para operator pesawat pada Senin (11/3) bahwa Boeing 737 MAX 8 aman untuk diterbangkan.

Sementara, CEO Boeing Co Dennis Muilenburg mengatakan kepada para karyawan bahwa ia tetap meyakini keselamatan pesawat 737 MAX. "Kami juga menaruh keyakinan kepada para perempuan dan lelaki yang merancang dan membangunnya," kata Dennis Muilenburg, kemarin.

Ia mengatakan, sejak sertifikasi dan mulai beroperasi, berbagai jenis Boeing 737 MAX telah menyelesaikan ratusan ribu jam penerbangan dengan aman. Meski begitu, ia menekankan, Boeing sepenuhnya mendukung penyelidikan kecelakaan. Perusahaannya juga akan memberikan bantuan teknis di bawah arahan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS dan otoritas Etiopia.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan, pengandangan Boeing 737 MAX 8 di Indonesia dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terkait dengan jenis pesawat tersebut. ''Untuk sementara kita grounded dulu sampai ada klarifikasi kasus jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines,'' kata Menhub di Purbalingga, Selasa (12/3) sore.

Dia menyatakan, pengandangan ini akan memengaruhi 11 pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan Lion Air dan satu pesawat yang dioperasikan Garuda Indonesia. Menurut dia, tim Kemenhub akan bekerja selama sepekan ini untuk melakukan observasi pada 11 unit pesawat terbang jenis Boeing 737 MAX milik kedua maskapai tersebut.

“Kalau nanti tidak ditemukan masalah, pesawat Boeing 737 MAX yang telah di-grounded akan diizinkan terbang kembali,” kata Budi Karya.

Jika dalam observasi ditemukan masalah, masa pelarangan terbang Boeing 737 MAX 8 bakal diperpanjang. “Mudah-mudahan dalam sepekan ini akan ada hasil dari observasi ini,” kata dia.

Budi mengungkapkan, Kemenhub belum bisa memastikan apakah hal-hal yang menyebabkan kecelakaan Ethiopian Airlines ET302 dan Lion Air JT610 adalah hal yang sama. Namun, kesamaan jenis pesawat dan rentang waktu yang relatif tidak terlalu jauh membuat Kemenhub harus melakukan pengandangan sementara.

Menhub juga mengatakan, Pemerintah Indonesia turut prihatin dan menyampaikan dukacita yang mendalam atas musibah kecelakaan pesawat di Etiopia yang juga merenggut seorang warga negara Indonesia.

(melisa riska putri/idealisa masyrafina/rosi handayani/eko widiyatno/ bowo pribadi, ed: fitriyan zamzami)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement