REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Sinagoge di Selandia Baru menutup pelayanannya untuk menghormati peristiwa penembakan di dua masjid di Christchurch. Kepolisian Selandia Baru merekomendasikan 10 sinagoge menutup pelayanan Sabat untuk alasan keamanan.
Presiden Dewan Komunitas Yahudi Selandia Baru Stephen Goodman mengatakan penutupan ini juga sebagai solidaritas terhadap komunitas Muslim. Ia menambakan komunitas Yahudi menanggapi saran kepolisian dengan sangat serius.
"Ini kami yakini, pertama kalinya terjadi di Selandia Baru," kata Goodman, seperti dilansir di Radio NZ, Ahad (17/3).
Goodman mengatakan ia khawatir serangan seperti itu dapat terjadi ini, terutama Selandia Baru relatif terisolasi dari negara-negara lain. "Sudah lama kami khawatir Selandia Baru menjadi target mudah dan sayangnya kekhawatiran kami terbukti menjadi kenyataan," katanya.
Ia mengatakan serangan yang menewaskan 50 orang itu sebagai aksi teroris yang brutal. Goodman menambahkan, komunitas Yahudi di seluruh dunia sangat terkejut dan sangat sedih mendengar berita kejadian ini.
Goodman menambahkan Kongres Yahudi Dunia mengucapkan belasungkawa kepada komunitas Yahudi Selandia Baru. Ia mengatakan luka atas penembakan ini juga dirasakan komunitas Yahudi.
"Karena kami memiliki luka yang sama di masa lalu dan kami tidak ingin melihatnya terjadi kepada siapa pun, ini bukan kejahatan terhadap satu kelompok agama atau keimanan tertentu, mereka menyerang masyarakat secara keseluruhan," kata Goodman.
Ia mengatakan organisasi Yahudi yang peduli baik di dalam maupun luar negeri berencana mengirimkan bantuan kepada komunitas Muslim di Christchurch. Goodman mengatakan, sinagoge di Selandia Baru akan tetap ditutup sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.