REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Banjir dan tanah longsor menjadi dampak hujan yang terjadi sepanjang Ahad (17/3) yang melanda hampir semua titik di DIY. Masyarakat Kabupaten Bantul memang menjadi yang paling banyak terdampak.
Tidak kurang 4.427 jiwa dari 37 desa yang tersebar di 15 kecamatan merasakan dampak banjir dan tanah longsor yang terjadi. Sebagian mengungsi ke titik-titik evakuasi, dan sebagian sudah kembali ke rumah masing-masing.
Sebanyak 26 desa di 10 kecamatan terdampak banjir. Lima fasilitas pendidikan, satu perkatoran dan satu jalan mengalami rusak berat. Hingga Senin siang, genangan air malah masih terlihat di sebagian titik.
Tanah longsor terjadi di 12 desa yang tersebar di delapan kecamatan. Sedangkan, angin kencang mengakibatkan kejadian pohon tumbang di 16 titik. Akibatnya, lima rumah rusak ringan, tiga jaringan listrik 10 kecamatan dan 12 desa terganggu.
Manager Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Danang Samsurizal mengatakan, saat ini terdapa 11 titik pos evakuasi. Terdapat tiga jiwa masih dalam pencarian dan dua jiwa koban meninggal dunia.
"Nama korban meninggal Sudiatmojo (80) dari Padukuhan Panjimatan, Wukirsari, Imogiri dan Painem (70) dari Numpukan, Karangtengah, Imogiri," kata Danang, Senin (18/3) siang.
Selain Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Gunungkidul jadi daerah terdampak banjir dan tanah longsor. Selain angin kencang, tanah longsor turut terjadi di empat titik Kabupaten Sleman.
Kejadian banjir di Kota Yogyakarta menimpa satu titik di Umbulharjo, satu titik angin kencang di Kecamatan Kotagede dan satu kejadian tanah longsor di Kecamatan Mergangsan. Untuk Kabupaten Kulonprogo, terdapat 16 kecamatan yang terdampak banjir, genangan di sembilan desa dan enam kecamatan. Sedangkan, untuk longsor berdampak kepada setidaknya 25 titik di 9 desa yang tersebar di delapan kecamatan.
Sebanyak 23 desa turut merasakan dampak hujan di Kabupaten Gunungkidul. Terdiri dari 12 kecamatan mengalami angin kencang, 20 desa merasakan banjir dan satu titik tanah longsor terjadi di Dusun Ngembes.
Dukungan layanan kesehatan, pemenuhan logistik dan perlatan masih diberikan hingga Senin sore. Namun, ribuan orang masih membutuhkan bantuan seperti air bersih, pakaian hangat, terpal, alas tidur, selimut, dan obat-obatan.
"Dengan jumlah warga terdampak keseluruhan untuk seluruh wilayah DIY sampai pagi sebanyak 4.917 penyintas, saat ini sebagian warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing, sebagian masih bertahan di pos pengungsian," ujar Danang.
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana, mengimbau masyarakat agar terus waspada potensi genangan, banjir maupun tanah longsor. Utamanya, yang tinggal di wilayah-wilayah berpotensi hujan lebat.
Selain itu, kewaspadaan tinggi diminta kepada masyarakat yang tinggal di titik-titik rawan banjir dan tanah longsor. Waspadai pula terhadap kemungkinan hujan disertai angin kencang yang beberapa hari terakhir terjadi.
Terlebih, beberapa pekan terakhir angin kencang yang menyertai hujan lebat banyak menyebabkan pohon maupun baliho tumbang atau roboh. Jika hujan terjadi, masyarakat diminta tidak berlindung di bawah pohon.
"Cermati informasi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan petugas dan sumber-sumber terpercaya," ujar Biwara.