Selasa 19 Mar 2019 10:02 WIB

Pelaku Penembakan Utrecht Pernah Ditahan Polisi

Pelaku tumbuh di jalanan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
Warga melihat apartemen (kanan bawah) dimana tersangka penembakan trem ditahan di  Utrecht, Belanda, Senin (18/3).
Foto: AP Photo/Peter Dejong
Warga melihat apartemen (kanan bawah) dimana tersangka penembakan trem ditahan di Utrecht, Belanda, Senin (18/3).

REPUBLIKA.CO.ID, UTRECHT -- Pihak berwenang Utrecht telah menangkap pelaku penembakan trem, yakni Gokmen Tanis (37 tahun). Tanis merupakan seorang imigran asal Turki yang digambarkan sebagai seseorang yang tidak terlalu religius dan agresif.

Tanis diketahui beberapa kali terlibat dalam perelisihan dengan mantan istrinya. Ayah tersangka, Mehmet Tanis mengatakan putranya telah menceraikan istrinya yang tinggal di Belanda sekitar satu dekade lalu. Sebelumnya, Tanis pernah ditangkap polisi dengan tuduhan pemerkosaan.

Baca Juga

Tetangga Tanis, Alptekin Akdogan mengatakan, Tanis tumbuh besar di lingkungan Kanaleneiland dan dikenal sebagai orang yang agresif. "Dia seorang pria jalanan yang agresif," katanya, dilansir New York Times, Selasa (19/3).

Zabit Elmaci mengaku pernah bekerja bersama Tanis sebagai tukang cuci piring di sebuah restoran bernama Abrikoos. Elmaci menggambarkan, kehidupan Tanis selalu berada dalam kesulitan.

"Saya tidak mengingatnya sebagai orang yang religius, tetapi sekitar dua tahun lalu dia mulai bertingkah aneh dan saya sudah tidak pernah bertemu dengan dia lagi," ujar Elmaci.

Direktur Netherlands Yozgat Federation Zeki Baran mengatakan, Tanis lahir di Yogzat dan sudah lama tidak berkomunikasi dengan keluarganya. Salah satu kerabat Tanis disebut merupakan calon walikota Yozgat.

photo
Ambulans diparkir di samping lokasi penembakan di Utrecht, Belanda, Senin (18/3).

"Kami tidak tahu banyak tentang dia, ayahnya mengatakan kepada kami bahwa dia sudah lama tidak berkomunikasi dengan keluarganya," kata Baran.

Tanis diduga melepaskan tembakan pada pukul 10.45 waktu setempat di sebuah trem di persimpangan 24 Oktoberplein. Penembakan yang terjadi di pusat kota itu memicu kekhawatiran luas akan serangan teror. Apalagi penembakan tersebut terjadi tiga hari setelah serangan teror di Christchurch, Selandia Baru.

Belanda merupakan salah satu negara dengan tingkat kepemilikan senjata api pribadi terendah di Eropa. Menurut penelitian internasional, kepemilikan senjata di Belanda sekitar 2,6 per 100 orang.

Tingkat pembunuhan dengan senjata api di Belanda, sekitar 0,2 hingga 0,3 per 100 ribu orang setiap tahun. Jumlah tersebut jauh di bawah Amerika Serikat yakni sekitar empat per 100 ribu orang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement