REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Masyarakat harus bisa berperilaku arif atau cerdas dalam menggunakan media sosial. Hal ini agar masyarakat pengguna media sosial (medsos) tidak mudah menyebarkan berita bohong atau hoaks yang dapat memecah persatuan dan persaudaraan yang ada di masyarakat. Hal ini dikarenakan di era informasi digital yang serba canggih ini, sumber informasi massa sudah tidak lagi dikuasai oleh media mainstream.
Karena seluruh masyarakat pengguna internet saat ini justru berperan untuk menyumbang informasi khususnya di medsos. Sayangnya, banyak sekali informasi yang disebar individu dan kelompok tidak bisa dipertanggungjawabkan, bahkan masuk kategori hoaks. Cek and Ricek adalah sesuatu yang wajib dilakukan para pengguna medsos sebelum menyebarkan informasi yang sudah diterimanya
“Masyarakat pengguna medsos tentunya tidak terburu-buru mengirimkan informasi yang diterimanya dalam menghadapi isu terkini yang diterimanya. Harus melakukan Cek and Ricek dengan orang-orang terdekat atau instansi tempercaya yang menguasai isu yang sedang beredar,” ujar artis dan produser film, Annisa Putri Ayudya, Kamis (28/3).
Wanita yang juga terpilih menjadi Puteri Intelegensia Indonesia 2011 ini mencontohkan, misalnya ada info soal barang bantuan yang terlambat dikirimkan ke lokasi bencana yang sering terjadi di tanah air masih sering.sekali terjadi simpang siur informasi Terutama barang bantuan sering di salah artikan bahwa distribusinya yang kurang jelas atau distribusi pada daerah-daerah terpencil terhambat. Hal ini tentunya penting sekali untuk dikomunikasikan dengan melakukan kontak ke lembaga-lembaga yang terkait karena setiap bantuan atau penanganan terhadap isu tertentu sebenarnya sudah ada struktur pelaksanaannya
“Tentunya instasni itu harus bikin informasi dari sosmed resmi. Ini penting sekali untuk dikelola terus menerus secara rutin juga sehingga masyarakat tahu betul kemana harus mengecek ulang informasi informasi yang beredar di internet maupun di medsos, agar tidak menimbulan hoax yang akhirnya dapat meresahkan dan memprovokasi masyarakat,” katanya.
Dikatakannya, ada tiga penyebab atau motif masyarakat pengguna sosmed ini melakukan penyebaran hoaks. Pertama karena orang tersebut memang tidak tahu sehingga langsung menyebarkan begitu saja misalnya ke grup WhatsApp atau messenger lainnya
“Ini karena mereka ini merasa berita yang mereka terima itu dianggapnya penting tanpa mereka harus mengecek dulu ke sumber yang bersangkutan, baik sumber primernya maupun sumber sekunder yang sudah mengirimkan berita tersebut,” kata wanita yang juga menjadi duta Taruna Siaga Bencana (Tagana) ini.
Lalu kedua menurutnya, tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat Indonesia ini suka sekali dengan drama. Sehingga ketika ada hal yang menarik lalu tanpa cek dan ricek dan langsung menyebarkan informasi tersebut dengan tujuan untuk membikin opini di komunitasnya bahwa si penebar berita itu adalah orang yang paling tahu duluan mengenai informasi tersebut
“Jadi masih ada gensi tentang ke’ ter-update-an’ dari masyarakat Indonesia ini yang merasa melakukan up to date informasi itu adalah sesuatu yang mewah atau privilege tertentu. Sehingga kadang-kadang orang tersebut lupa untuk memastikan bahwa berita yang dia sampaikan ternyata tidak sepenuhnya benar,” ujar mantan presenter berita dan acara di salah satu TV Swasta Nasional ini.
Lalu yang ketiga menurutnya bisa jadi memang hoaks itu sengaja disebar karena memang ada tujuan tertentu. Dan tentunya ini yang bahaya sekali. Karena ini yang dapat memecah persatuan dan persaudaraan di bangsa kita ini.