Kamis 04 Apr 2019 08:00 WIB

Tabula Rogeriana Rujukan Berabad-abad

Ada 10 manuskrip kopian dari Buku Roger yang selamat hingga saat ini

Ilmuwan Muslim.
Foto: Metaexistence.org
Ilmuwan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada 10 manuskrip kopian dari Buku Roger yang selamat hingga saat ini, lima di antaranya dengan naskah lengkap dan delapan dilengkapi peta. Dua naskah berada di Bibliothèque Nationale de France, termasuk naskah tertua bertanggal 1325. Kopi lain di buat di Kairo, Mesir, tahun 1553 yang disimpan di Bodleian Library di Oxford, Inggris. Naskah paling lengkap, termasuk dengan peta dunia dan 71 seksi peta, disimpan di Istanbul, Turki.

Sebagian isi kitab Nuzhat al- Mushtaq atau Tabula Rogeriana dipublikasikan di Roma pada 1592. Namun, terbitan itu dianggap sebagai koleksi yang tidak selektif dan asal-asalan karena banyak bagian penting yang tidak dicantumkan sehingga kontinuitas cerita teks menjadi hilang.

Baca Juga

Buku peta al-Idrisi diterjemahkan ke bahasa Italia pada 1600, namun tidak dipu blikasikan dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan diterbitkan di Paris pada 1619 oleh dua orang Kristen Maronit Gabriel Sionita dan Joannes Hesronita dengan judul Geographia Nubiensis.

Orientalis Martin Plessner menilai, terjemahan karya al-Idrisi ini merupakan contoh bagaimana sebuah karya geografi Arab telah membantu Barat pada masa ketika peradaban Barat sedang memulai penelitian mengenai kawasan Timur atau Oriental. Padahal, kala itu studi mengenai literatur geografi Islam oleh ilmuwan Eropa belumlah dimulai. Karya al-Idrisi dihidupkan oleh oleh para orientalis pada abad ke-19.

Sebuah terjemahan lengkap dari naskah berbahasa Arab dipu blikasikan pada pertengahan abad ke-19, yaitu terjemahan ke dalam bahasa Prancis oleh Pierre Amé dée Jaubert dengan judul Geographie d’Edrisi. Kemudian, terjemahan beberapa bagian dari kitab al-Idrisi terus diterbitkan di berbagai negara.

Namun, terjemahan yang bisa menceritakan kerja kar tofgari al-Idrisi secara mendetail adalah hasil karya Konrad Miller pada 1927 yang mereproduksi ulang peta-peta asli dari enam manuskrip dan menempatkan kota-kota dan petunjuk fisik lain dalam sebuah sketsa peta modern. Miller bahkan berusaha untuk mengidentifikasi tempat-tempat yang kurang dikenal saat ini.

Banyak ilmuwan yang masih terus meneliti naskah al-Idrisi. Akademi Sains Irak di Baghdad me mublikasikan peta dengan na ma-nama asli dalam bahasa Arab yang diklaim berdasarkan lima manuskrip Nuzhat al-Mushtaq. Saat ini, penelitian besar untuk mengkaji dan mengedit seluruh naskah lengkap Nuzhat al-Mushtaq dilakukan oleh Instituto Universario Orientale di Napoli. Hasilnya dipublikasikan dalam enam jidil dengan judul Opus Geographicum.

Penghormatan terhadap al- Idrisi tak hanya dalam ranah bukubuku. Para ahli di Laboratorium Clark Universitas Clark, Worcester, Massachusetts, Amerika Serikat, membangun sistem informasi geografis terintegrasi (GIS) dan pe rangkat lunak geografi. Perangkat untuk menganalisis informasi geo spasial digital itu diberi nama IDRISI.

Sejak diluncurkan pada 1987 oleh Profesor J Ronald Eastman dari Departemen Geografi Uni versitas Clark, aplikasi itu su dah digunakan di lebih dari 180 negara, baik untuk riset maupun aplikasi akademis. Nama IDRISI dipakai tak hanya untuk menghormati sang maestro, namun juga semangat kolaborasi yang melahir kan karya monumental Tabula Ro geriana

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement