Senin 08 Apr 2019 07:07 WIB

Guguran Awan Panas Merapi Turun, Lava Pijar Tetap Tinggi

Aktivitas Gunung Merapi pada awal April menunjukkan sedikit penurunan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andi Nur Aminah
Warga beraktifitas dengan berlatar belakang Gunung Merapi di Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah (ilustrasi)
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Warga beraktifitas dengan berlatar belakang Gunung Merapi di Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gunung Merapi masih berstatus waspada atau berada di level dua. Namun, dibandingkan aktivitasnya pada pekan terakhir Maret, aktivitas pada awal April menunjukkan sedikit penurunan.

Hal itu dapat dilihat dari aktivitas kegempaan yang dikeluarkan. Terlebih, dua pekan lalu atau pekan terakhir Maret aktivitas kegempaan yang dikeluarkan Gunung Merapi terbilang cukup tinggi.

Baca Juga

Selama periode 25-31 Maret 2019, tercatat setidaknya 11 guguran awan panas dikeluarkan Gunung Merapi. Guguran itu sebagian besar masih mengarah ke hulu Kali Gendol.

Awan panas memiliki jarak luncur paling rendah 850 meter yang terjadi pada 29 Maret 2019. Sedangkan, jarak luncur paling tinggi tercatat 1.000 meter terjadi pada 27 Maret 2019.

Sedangkan, untuk aktivitas guguran lava pijar terjadi setidaknya 30 kali. Jarak luncur paling rendah tercatat 350 meter, dan jarak luncur paling tinggi tercatat mencapai 1.000 meter.

Aktivitas kegempaan pekan terakhir Maret sendiri banyak diwarnai curah hujan yang terkadang tinggi. Hal itu terlihat dari laporan penelitian harian yang dilakukan pos-pos Pengamatan Gunung Merapi.

Guguran lava pijar tertinggi terjadi pada 27 dan 30 Maret 2019. Praktis, hanya 26 Maret 2019 yang minim aktivitas berupa guguran awan panas ataupun guguran lava pijar.

Pada 27 Maret 2019, misalnya, curah hujan tinggi tercatat dari laporan Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Babadan, Yulianto, maupun Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang, Lasiman.

Setelah itu, memasuki awal April, aktivitas Gunung Merapi terbilang menurun. Selama satu pekan, tercatat cuma ada lima guguran awan panas dan 13 guguran lava pijar yang terjadi.

Untuk guguran awan panas, jarak luncur paling rendah tercatat sekitar 600 meter pada 1 April 2019. Namun, jarak luncur paling tinggi tercatat mencapai 1.000 meter dan terjadi pada 2 dan 7 April 2019.

Sedangkan, untuk lava pijar, jarak luncur terendah tercatat 380 meter terjadi pada 1 April 2019. Namun, untuk jarak luncur tertinggi terjadi pada 2 April 2019 dengan 1.000 meter.

Walau terbilang menurun dibandingkan pekan sebelumnya, kewaspadaan tetap tidak boleh dikendurkan. Terlebih, aktivitas berupa guguran lava pijar tercatat masih cukup tinggi.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Ngepos, Heru Suparwaka melaporkan, asap kawah tekanan lemah teramati berwarna putih. Intensitas sedang hingga tebal dengan ketinggian berkisar 20-500 meter. "Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 30 meter di atas puncak kawah," kata Heru, Ahad (7/4) siang.

Meski terbilang menurun pekan ini, kewaspadaan harus tetap tinggi. Terlebih, aktivitas kegempaan seperti gempa frekuensi rendah, fase banyak, vulkanik dangkal, tektonik dan hembusan masih terus terjadi. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement