REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim pemenangan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengajak seluruh relawan pendukung pasangan calon (paslon) 01 Jokowi-Ma'ruf dan 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk tidak mengunggah konten gaduh di media sosial. TKN mengatakan, hal itu dilakukan guna menjaga kondusivitas masa tenang Pemilu 2019.
"Baik dari partai politik maupun dari relawan untuk bisa tiga hari tenang ini benar-benar menjaga ketenangan ya, tidak melakukan postingan-postingan di media sosial yang memprovokasi pihak yang sebelah. Sebaliknya kita menghimbau hal yang sama juga kepada teman-teman 01," kata Wakil Ketua TKN, Arsul Sani, di Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (14/4).
Arsul meminta relawan paslon 01 untuk tidak mudah terprovokasi jika menemukan konten yang bersifat menghasut. Dia mengatakan, relawan maupun tim pemenangan lebih baik fokus untuk menyaksikan proses pemungutan suara pada 17 April nanti.
"Meskipun tidak menjadi saksi resmi tapikan nanti proses penghitungan suara itu juga terbuka maka disaksikan bersama-sama, dicatat dan kemudian dilaporkan, Insya Allah itu akan bermanfaat," tambahnya.
Sementara, Arsul mengungkapkan, TKN akan mempersiapkan saksi-saksi guna mengawal keberlangsungan pemilu. Dia mengatakan, TK sudah melakukan monitoring pelaksanaan pemungutan suara di berbagai kota di luar negeri seperti yang dilakukan sejak hari ini.
Dia mengatakan, saksi dipersiapkan mengingat pemilih luar negeri melakukan pemungutan suara lebih awal. Dia mengatakan, TKN akan selalu siaga untuk menerima pengaduan keluhan dari berbagai masyarakat.
Sebelumnya, TKN juga telah memerintahkan seluruh partai pendukung dan relawan untuk secara serentak mulai, Ahad (14/4) menertibkan Alat Peraga Kampanye (APK) yang terpasang di seluruh pelosok tanah air. Hal itu dilakukan menyusul tahapan pemilu yang telah memasuki masa tenang.
TKN juga menghimbau kepada seluruh partai pendukung dan juga relawan untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) guna untuk menyukseskan pelaksanaan pesta demokrasi. TKN, Benny mengatakan, juga mengajak masyarakay untuk menggunakan hak politik atau tidak golput.
Ikuti Whatsapp Channel Republika