Senin 15 Apr 2019 06:19 WIB

Pihak LRT Minta Diberi Waktu

Pekan depan akan dilakukan simulasi pemenuhan LRT Jakarta.

Rep: Rahayu Subekti/Haura Hafizhah/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah awak media saat menaiki Light Rail Transit (LRT) di Jakarta, Senin (25/2).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah awak media saat menaiki Light Rail Transit (LRT) di Jakarta, Senin (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Light Rail Transit (LRT) Jakarta atau Lintas Rel Terpadu berjumlah enam stasiun layang dengan panjang lintas 5,8 kilometer (km). Namun, saat ini belum resmi beroperasi dikarenakan masih ada tahap penyempurnaan sistem secara keseluruhan LRT Jakarta.

Corporate Communication PT LRT Jakarta, Melisa Suciati, mengatakan, LRT masih dalam tahap penyempurnaan untuk dua minggu ke depan. Setelah dua minggu, akan diinformasikan kembali hasil keputusan dari pihak LRT Jakarta.

“Nanti setelah dua minggu kami infokan lagi yah. Kalau ditanya kesiapan, tentu kami siap beroperasi. Tinggal tunggu arahan dari Pemprov DKI kapan mau diresmikannya,” kata Melisa kepada Republika, akhir pekan lalu.

Melisa menambahkan, ada beberapa sistem yang harus dicek kembali, seperti kereta, jalur, sinyal, dan tiket agar semua stasiun atau kereta terpusat sesuai posisi masing-masing. Sehingga, tidak ada permasalahan saat dioperasikan untuk penumpang.

“Kami harus memastikan semua terkendali dan aman. Kalau sudah beroperasi, susah lagi kami mengecek maintenance-nya karena terbentur jam operasional penumpang,” ujar dia.

Maka dari itu, kata dia, mumpung LRT Jakarta belum beroperasi, pihak LRT Jakarta akan memaksimalkan pengecekan sistem agar berjalan secara lancar tanpa ada hambatan untuk ke depannya.

Melisa melanjutkan, saat sudah beroperasi, secara keseluruhan jam operasional LRT Jakarta dimulai dari 06.00 WIB sampai 22.00 WIB dengan kecepatan maksimum 90 km/jam. “Nah, untuk headway-nya itu salah satu sistem yang masih kami coba per lima menit antarstasiun kereta,” ujar dia.

Kemudian, jumlah LRT Jakarta ada enam stasiun. Tetapi, saat ini yang siap beroperasi hanya lima stasiun LRT Jakarta, yaitu stasiun LRT Jakarta Boulevard Utara, Boulevard Selatan, Pulomas, Equestrian, dan Velodrome. Sedangkan, stasiun Pegangsaan Dua dan depo masih dalam proses penyelesaian bangunan.

Walaupun masih belum ada kejelasan untuk diresmikan dan beroperasi, LRT Jakarta sudah ada penetapan tarif dan perizinan. Tarif LRT Jakarta koridor Kelapa Gading sampai Velodrome telah ditetapkan flat tarif sebesar Rp 5.000 melalui peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 34 Tahun 2019 tentang Tarif Angkutan Perkeretaapian Moda Raya Terpadu (MRT) dan kereta api ringan atau LRT.

Tidak hanya itu, pihak LRT Jakarta memiliki dokumen Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengoperasian LRT Jakarta yang telah disetujui dan ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Sementara, rangkaian kereta LRT Jakarta juga telah mendapatkan sertifikasi sarana dari Kemenhub dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan teknis dan laik operasi.

“Rekomendasi teknis prasarana LRT Jakarta dan penilaian keselamatan juga sudah diterbitkan oleh Kemenhub. Pekan depan, kami akan melakukan simulasi pemenuhan LRT Jakarta. Kalau untuk ditetapkan peresmian masih nunggu Pemprov DKI Jakarta,” ujar dia.

Bandara helikopter

Sementara itu, pembangunan bandara helikopter tahap pertama sudah rampung dikerjakan. Bandara helikopter komersial tersebut saat ini sudah dipastikan dapat segera diuji coba sebagai persiapan sebelum operasional secara menyeluruh. Bandara helikopter tersebut berada di kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

"Pembangunan bandara helikopter ini menjadi salah satu pembangunan moda transportasi perkotaan, terutama moda transportasi pendukung dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta," kata CEO Whitesky Denon Prawiraatmadja, akhir pekan lalu.

Dia memastikan, bandara khusus helikopter tersebut akan menempati lahan sekitar 2,7 hektare. Menurut Denon, bandara helikopter tersebut akan menjadi yang pertama di Indonesia dan memiliki fasilitas yang lengkap.

Denon mengatakan, untuk melengkapi semuanya, nilai proyek bandara helikopter bisa mencapai sekitar Rp 80 miliar untuk membuat berbagai fasilitas. "Fasilitas yang akan dibangun, di antaranya, adalah shooting point dengan instalasi lampu untuk mendukung terbang malam," jelas Denon.

Untuk itu, Denon nenegaskan, bandara helikopter tersebut sudah bisa dioperasionalkan walau masih dalam tahap uji coba. "Secara resmi, bandara helikopter ini akan beroperasi pada akhir tahun nanti,” jelad Denon.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement