Senin 22 Apr 2019 18:16 WIB

87 Detonator Bom Ditemukan di Terminal Bus Sri Lanka

Pelaku serangan bom di Sri Lanka dilaporkan dari kelompok lokal.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Polisi dan militer berjaga di area Gereja St Sebastian di Negombo, di utara Kolombo, yang menjadi salah satu sasaran bom pada Ahad (21/4). Dua ratusan korban tewas dan ratusan lainnya terluka akibat serangan bom di delapan lokasi di ibu kota Sri Lanka.
Foto: AP Photo/Chamila Karunarathne
Polisi dan militer berjaga di area Gereja St Sebastian di Negombo, di utara Kolombo, yang menjadi salah satu sasaran bom pada Ahad (21/4). Dua ratusan korban tewas dan ratusan lainnya terluka akibat serangan bom di delapan lokasi di ibu kota Sri Lanka.

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Polisi Sri Lanka menemukan 87 detonator bom di terminal bus utama, di ibu kota satu hari setelah rangkaian serangan bom bunuh diri yang menyerang gereja dan hotel. Serangan itu menewaskan setidaknya 290 orang dan 500 orang luka-luka.

Sementara, para saksi mata melaporkan ledakan di sebuah van dekat sebuah gereja di Kolombo, ketika petugas penjinak bom mencoba untuk mengehentikannya pada Senin, (22/4).

Baca Juga

Pemerintah Sri Lanka mengatakan, kelompok radikal lokal National Thowheeth Jama'ath bertanggung jawab atas rangkaian serangan bom tersebut. Dilaporkan Haaretz, Menteri Kesehatan Rajitha Senaratne mengatakan, tujuh pelaku terkait dengan serangan bom yang hampir bersamaan terhadap tiga gereja dan tiga hotel mewah di Kolombo adalah warga negara Sri Lanka.

National Thowheeth Jama'ath adalah kelompok Islam radikal yang baru dibentuk di Sri Lanka, dan merupakan pendukung kuat gerakan jihadis global. Kelompok tersebut dikenal sebagai anti-Buddhis yang kejam, dan telah dikaitkan dengan perusakan patung-patung Buddha. Empat anggota mereka ditangkap pada Januari lalu. 

Senaratne mengatakan kepada konferensi pers bahwa para penyelidik percaya bahwa mereka yang melakukan serangan itu adalah warga negara Sri Lanka, tetapi tidak mengesampingkan bahwa para penyerang mendapat bantuan internasional.

Juru bicara kepolisian, Ruwan Gunasekara mengatakan, mereka telah menangkap sebuah van dan sopir yang diduga membawa para tersangka ke Kolombo. Polisi juga telah menggerebek sebuah rumah persembunyian yang digunakan oleh para pelaku serangan bom. 

Serangkaian pengeboman terkoordinasi terjadi di tiga gereja dan tiga hotel di Sri Lanka pada Ahad (21/4) telah menimbulkan banyak korban. Sebagian besar korban adalah warga Kristiani yang sedang menghadiri ibadah kebaktian paskah. Selain itu, 35 warga asing, diantaranya berasal dari Jepang, Belanda, Cina, Inggris, Amerika, dan Portugis juga berada diantara daftar korban tewas. 

Polisi menemukan bom rakitan di jalan menuju bandara internasional Kolombia, dan berhasil dijinakkan. Hingga saat ini, tempat-tempat vital di Sri Lanka dijaga ketat oleh polisi dan tentara. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement