REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Nusa Tenggara Barat (NTB) Suhardi Soud mengatakan tiga petugas penyelenggara pemilu meninggal dunia. Mereka mulai dari panitia pemungutan suara (PPS) dan kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di NTB.
Sebelumnya, Suhardi mengatakan baru terdata satu petugas meninggal dunia. Namun, berdasarkan laporan terbaru, jumlah petugas yang meninggal dunia bertambah menjadi tiga orang.
Suhardi mengatakan petugas yang meninggal adalah Ketua PPS 6, Desa Jotang, Kecamatan Empang, Kabupaten Sumbawa, Sanapiah; KPPS di TPS 11, Desa Saneo, Kabupaten Dompu, Sumarni; dan, KPPS di TPS 4, Desa Malaka, Kabupaten Lombok Utara, Jupri. Selain petugas meninggal, Suhardi menyampaikan sedikitnya 25 petugas dilaporkan jatuh sakit yang tersebar di Kabupaten Bima, Dompu, Sumbawa, Sumbawa Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Kota Bima.
"KPU RI akan memberikan perhatian terhadap para petugas penyelenggara pemilu yang jatuh sakit maupun meninggal dunia saat bertugas," ujar Suhardi di Mataram, NTB, Selasa (23/4).
Suhardi menambahkan, seorang Panitia Pemungutan Suara (PPS) di Kabupaten Lombok Timur juga dilaporkan mengalami keguguran dalam usia kehamilan yang memasuki lima bulan.
"Pengorbanan luar biasa. Lima bulan kehamilannya karena jalankan tugas di PPS, dia keguguran, ini sangat miris, kita melihat teman-teman penyelenggara yang tulus bekerja tanpa kebal lelah dengan risiko yang sangat tinggi," kata Suhardi.
Suhardi mengatakan sudah menyampaikan informasi terkait kondisi petugas yang sakit dan meninggal dunia kepada KPU RI.