REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Petugas Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta melumpuhkan komplotan perampok bersenjata api di Wilayah Purworejo, Jawa Tengah pada Senin (29/4). Kepala Bidang Humas Polda DIY, AKBP Yuliyanto mengatakan empat pelaku pencurian dengan kekerasan (curat) itu berhasil dilumpuhkan setelah terjadi baku tembak dengan petugas.
"Para pelaku mengalami luka tembak cukup banyak karena terjadi peristiwa tembak menembak dengan anggota kita," kata Yulianto saat jumpa pers di Mapolda DIY, Selasa, (30/4).
Para pelaku yang merupakan perampok spesialis toko seluler tersebut masing-masing berinisial AD, warga Bandung, ASS dan SBH warga Karawang, Jawa Barat serta FB, warga Ngawi, Jawa Timur.
Menurut Yulianto, peristiwa kejar-kejaran disertai kontak senjata antara pelaku yang menggunakan kendaraan roda empat dengan petugas terjadi sekitar 30-35 meter mulai dari Glagah sampai Purworejo.
"Para pelaku bisa dihentikan setelah mobil Avanza silver dengan pelat nomor palsu yang mereka kendarai mengalami pecah ban depan dan belakang sebelum menabrak truk di Purworejo," kata dia.
Direktur Reskrimum Polda DIY, Kombes Pol Hadi Utomo mengatakan komplotan tersebut tergolong pelaku kejahatan yang sadis. Mereka menodongkan senjata api untuk memeras setiap target korbannya. Hadi mengatakan berdasarkan laporan beberapa target korban kejahatan mereka rata-rata mengalami kerugian cukup besar hingga mencapai Rp600 juta.
"Modus operandi para pelaku menyatroni korban di toko dengan menodongkan senjata. Kalau kasus di Yogyakarta, korban yang baru membuka setengah tokonya diintai kemudian didekati lalu mereka todong dan toko ditutup lagi. Seolah-olah orang kalau lihat dari luar tidak ada apa-apa," kata dia.
Ia mengatakan para pelaku memang menjadi buron Polda DIY. Karena berdasarkan informasi komplotan itu akan kembali melakukan aksi kejahatan di Yogyakarta, petugas Polda DIY mulai membuntuti mereka dari Wilayah Jawa Barat.
Kemudian saat memasuki Wilayah Hukum Polres Purworejo, petugas berusaha menghentikan mereka, namun para pelaku menolak berhenti dan justru melakukan perlawanan dengan mengeluarkan tembakan. "Sesuai ketentuan yang berlaku kita lumpuhkan karena ternyata mereka memiliki senjata api," kata dia.
Meski sudah terjadi baku tembak dengan petugas kepolisian, menurut Hadi, dengan menggunakan kendaraan roda empat para pelaku masih berusaha melarikan diri hingga akhirnya menabrak truk yang sedang berjalan.
"Jadi luka yang diderita pelaku adalah luka tembak dan luka akibat kecelakaan," kata dia.
Menurut Hadi, saat ini para pelaku masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Kalasan, Sleman dengan satu orang di antaranya meninggal dunia. "Dari pihak teman-teman kepolisian tidak ada yang luka tembak," kata dia.