Kamis 02 May 2019 18:07 WIB

Ramainya Suasana Jelang Ramadhan di Sumber Air Muncul

Remaja bergotong royong mencuci dan membersihkan karpet maupun tikar tempat ibadah.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
 Para remaja masjid dan takmir ramai-ramai mencuci karpet dan tikar masjid, di sumber air Muncul, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Foto: Bowo Pribadi.
Para remaja masjid dan takmir ramai-ramai mencuci karpet dan tikar masjid, di sumber air Muncul, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Ramadhan sebentar lagi bakal tiba dan umat Muslim segera melaksanakan ibadah puasa. Aktivitas di masjid-masjid maupun di mushala bakal kian semarak dengan beragam kegiatan amalan.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, ada sebuah rutinitas yang dilaksanakan warga Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, agar aktivitas di bulan penuh berkah yang bakal dilaksanakan di masjid- masjid maupun mushala-mushala menjadi lebih bersih dan nyaman.

Yakni bergotong royong mencuci dan membersihkan karpet maupun tikar tempat ibadah (masjid maupun mushala) mereka. Salah satu lokasi yang menjadi tempat untuk kegiatan ini adalah di sekitar Sumber Air Muncul, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.

“Sudah dua pekan ini, mulai ramai para remaja masjid dan takmir-takmir masjid yang mencuci karpet atau tikar masjid di sini,” ungkap Sri Maryanti (31), warga Muncul yang dikonfirmasi.

Terutama, jelasnya, pada saat hari libur Ahad atau libur tanggal merah. Mereka tidak hanya datang dari wilayah Kecamatan Banyubiru saja, namun juga beberapa kecamatan lain yang ada di wilayah Kabupaten Semarang.

Seperti Kecamatan Bawen, Ambarawa, dan Tuntang, bahkan dari Kecamatan Bergas dan Getasan juga mencuci karpet masjid dan mushala di sumber Muncul ini. “Tapi puncaknya hari ini, sejak pagi hari sudah banyak yang datang ke sini,” tambahnya.

Biasanya, lanjut Maryanti, para remaja masjid maupun takmir datang dengan membawa mobil pikap yang mengangkut gulungan karpet atau tikar masjid. Setelah tiba mereka menurunkan dan mencuci karpet- karpet ini di aliran Sungai Muncul, beramai-ramai.

Sehingga di sepanjang aliran sungai tersebut penuh sesak oleh aktivitas para remaja atau takmir yang mencuci karpet dan tikar masjid. Setelah bersih mereka menjemur karpet dan tikar yang sudah dicuci tersebut sambil beristirahat atau sembari makan siang.

“Lumayan, para penjual makanan atau minuman dan terutama penjual sabun colek atau sabun cuci lainnya yang ada di sekitar pemandian Muncul, juga kebagian berkah oleh rutinitas tahunan menjelang Ramadhan ini,” tambahnya.  

Sementara itu, Margiyono (26 tahun), warga Getasan mengaku, datang sejak pagi hari untuk mencuci karpet masjid. Ia bersama 10 orang warga dan remaja masjid membawa sekaligus karpet dan tikar dari tiga masjid yang ada di desanya.

Makanya, menjelang tengah hari baru selesai. Karena cuaca cenderung mendung dan jamak hujan pada tengah hari, maka karpet-karpet tersebut dibawa pulang dalam kondisi basah. “Mungkin butuh waktu tiga hingga empat hari penjemuran agar benar-benar kering,” jelasnya.

Sementara itu, Rochim (34), salah satu pengurus masjid asal Desa Kanangan, Kecamatan Bawen mengatakan, sudah jamak mencuci karpet dan tikar masjid setiap menjelang Ramadhan, di Sumber Air Muncul ini.

Selain melimpah karena mengalir terus, airnya juga sangat jernih. Selain itu sungai tempat mencuci karpet dan tikar ini juga tidak terlalu dalam. “Dan untuk masuk ke sini (tempat untuk mencuci) cuma dikenakan biaya Rp 2.000 per orang, tapi kita tak dibatasi waktu dan jumlah karpet yang akan dicuci,” jelasnya.

Biasanya, lanjut takmir Masjid Al Ikhlas ini, kalau cuaca bagus karpet dan tikar tersebut sudah dibawa pulang setengah kering. Sehingga untuk benar-benar kering dan bisa dipasang di masjid hanya butuh satu atau dua hari lagi untuk menjemur.

“Sekarang masih sering turun hujan dan cuaca banyak mendung. Sehingga, khususnya karpet, masih harus dijemur lebih lama lagi ketika sampai di masjid,” tambahnya.

Harjanto (56), warga Bawen lainnya menambahkan, mencuci karpet masjid beramai- ramai merupakan pemandangan yang bisa disaksikan tiap menjelang Ramadhan di sumber Muncul tersebut.

Ia mengajak sejumlah remaja masjid dan mengambil hari libur agar para remaja yang bergotong royong bisa lebih banyak. Guna menuju Sumber Air Muncul ini, mereka harus menempuh perjalanan sekitar 11 kilometer.  

Hal ini dilakukan agar ibadah yang dilaksanakan umat muslim di lingkungannya, selama bulan suci Ramadhan, akan semakin khusyuk, nyaman dan menyenangkan. Karena karpet maupun tikar masjid sudah dicuci dengan bersih.

“Di sini sudah seperti tradisi dan jamak dilakukan para remaja masjid maupun para takmir masjid. Setiap menjelang datangnya Ramadhan aktivitas seperti ini bahkan juga menjadi daya tarik tersendiri karena ramai sekali,” ujar dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement