Jumat 03 May 2019 01:22 WIB

Prabowo-Sandi Keluarkan Rp 192,5 Miliar untuk Kampanye

BPN tak menerangkan angka Rp 192,5 miliar tersebut.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Muhammad Hafil
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno (tengah) dan Bendahara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Thomas Djiwandono (kiri) menyerahkan Laporan Penyelengaraan, Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK) Pilpres 2019 di Jakarta, Kamis (2/5/2019).
Foto: Antara/Reno Esnir
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno (tengah) dan Bendahara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Thomas Djiwandono (kiri) menyerahkan Laporan Penyelengaraan, Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK) Pilpres 2019 di Jakarta, Kamis (2/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pasangan capres/cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno menjadi penyumbang dana terbesar selama keduanya melaksanakan kampanye Pilpres 2019. Menengok Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK) Pemilu 2019 yang diserahkan Badan Pemenangan Nasional (BPN) 02, ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), pada Kamis (2/5) Prabowo dan Sandiaga, mengocek kantong pribadi sebesar Rp 192,5 miliar.

Namun, BPN tak menerangkan angka Rp 192,5 miliar tersebut, berapa besar yang dikeluarkan oleh masing-masing. Akan tetapi, Bendahara Umum BON 02, Thomas Djiwandono mengatakan, Prabowo-Sandiaga merupakan sumber dana terbesar selama keduanya melaksanakan tahapan pemilu, kampanye Pilpres 2019. “Jumlah itu (Rp 192,5 miliar), sebagai penerimaan paling besar dari sumber dana yang lain,” kata dia dalam rilis resmi BPN 02 yang diterima wartawan di Jakarta, Kamis (2/5).

Baca Juga

Thomas mengatakan, BPN 02 selama persiapan tahapan kampanye Pilpres 2019, menerima dana total Rp 213,2 miliar. Prabowo dan Sandiaga sebagai penyumbang terbesar dalam penerimaan tersebut. Sementara sumber dana lainnya, berasal dari sumbangan perorangan ataupun kelompok. Sumbangan perseorangan, kata Thomas tercatat sebesar Rp 9,3 miliar. Sedangkan sumbangan dari kelompok, sebesar Rp 1,1 miliar.

Prabowo-Sandiaga, paslon yang diusung oleh Partai Gerindra, PAN, Demokrat, dan PKS, dan mendapatkan dukungan dari partai Berkarya. Partai-partai pengusung tersebut bernama Koalisi Adil Makmur. Partai-partai koalisi juga ikut patungan memberikan sumbangan setotal Rp 4,8 miliar. Tetapi Thomas, juga tak menerangkan berapa sumbangan dari masing-masing partai-partai pengusung, ataupun pendukung.

Dengan penerimaan dana kampanye sebesar Rp 213,5 miliar, selama tahapan kampanye, sudah terpakai sekitar Rp 211,4 miliar. Angka terpakai dalam LPPDK disebut sebagai pengeluaran. Thomas menerangkan, pengeluaran terbesar BPN 02 senilai Rp 60,8 miliar. Atau sekitar 29 persen dari total penerimaan dana kampanye. Nilai tersebut, kata Thomas dihabiskan untuk kebutuhan penyebaran alat peraga kampanye.

Sedangkan pengeluaran lainnya, sebesar Rp 33,7 miliar atau sekitar 16 persen dari total dana penerimaan. Angka tersebut, kata Thomas digelontorkan untuk kebutuhan rapat umum terbuka selama kampanye. Selebihnya Rp 21 miliar untuk pertemuan tatap muka dengan para pendukung dan relawan, dan Rp 53 miliar digunakan untuk rapat-rapat terbatas tim pemenangan BPN Prabowo-Sandiaga.

Penggunaan dana kampanye terbesar lainnya, senilai Rp 40,9 miliar, kata Thomas diperuntukan untuk kebutuhan biaya kampanye lain, termasuk transportasi, dan sarana umum, dan peralatan penunjang. Sementara cuma Rp 396 juta yang digelontorkan untuk produksi kampanye di media massa cetak dan elektronik. “LPPDK ini BPN Prabowo-Sandiaga sampaikan, sebagai kewajiban terhadap masyarakat atas transparansi, dan akuntabilitas sumber pendanaan kami,” kata Thomas.

Sementara di kubu pejawat, LPPDK Tim Kampanye Nasional (TKN) 01 Joko Widodo (Jokowi)-KH Maruf Amin punya nilai yang lebih besar. TKN dalam LPPDK yang diserahkan kepada KPU, pada Kamis (2/5), mencatatkan angka penerimaan mencapai Rp 606,78 miliar. Atau tiga kali lipat lebih besar dari penerimaan dana kampanye BPN 02. LPPDK TKN 01 menyebutkan, tak ada dana pribadi dari Jokowi ataupun Maruf Amin yang masuk ke kas kampanye 01.

“Pasangan calon (Jokowi-Maruf) tidak ada sumbangan,” kata Bendahara Umum TKN 01 Sakti Wahyu Trenggono kepada wartawan di Jakarta, Kamis (2/5). Kata  dia penerimaan dana terbesar TKN 01 berasal dari sumbangan kelompok, yakni sebesar Rp 253 miliar. Sedangkan sumber penerimaan terbesar lainnya, dari gabungan partai politik pengusung dan pendukung Jokowi-Maruf yang besarnya mencapai Rp 79 miliar. Paslon 01 tersebut diusung banyak partai, seperti PDI Perjuangan, Golkar, Nasdem, PKB, dan PPP, serta Hanura.

Jokowi-Maruf juga didukung partai-partai baru dan non-parlemen, PSI dan Perindo, serta PBB, dan PKPI. Mereka menyebut diri sebagai koalisi Indonesia Kerja. Sakti melanjutkan, selama kampanye, dana pengeluaran TKN 02 mencapai Rp 601 miliar. Pengeluaran terbesar Jokowi-Maruf selama kampanye, ada di lini operasional yang mencapai Rp 597,9 miliar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement