REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian menunjukkan cara bayi tertawa ternyata menyerupai primata. Teknik bayi tertawa berbeda dengan orang dewasa sebab mereka tertawa ketika menarik dan mengembuskan napas.
Kesimpulan ini diperoleh berdasarkan penelitian psikolog dan profesor di Universitas Amsterdam Belanda, Disa Sauter. Hasil studinya telah dipaparkan dalam the Acoustical Society of America's 176th Meeting di Kanada. Sauter bersama rekannya yaitu psikolog Mariska Kret, mahasiswa pascasarjana di Universitas Leiden Dianne Venneker, serta ahli fonetik dari Universitas College London Bronwen Evans mempelajari video tertawa dari 44 bayi berusia 3-18 bulan.
Rekaman ini diambil dari video daring di mana bayi terlibat dalam interaksi menyenangkan. Rekaman kemudian dianalisis 102 pendengar yang merupakan mahasiswa psikologi. Mereka mengevaluasi sejauh mana tawa mereka saat bernapas.
Pada bayi yang masih sangat kecil, Sauter menemukan mereka tertawa saat menarik dan mengembuskan napas seperti halnya primata. Kondisi berbeda terjadi pada bayi yang usianya lebih tua di mana tawa yang dihasilkan lebih banyak saat mereka mengembuskan napas, seperti halnya anak besar dan orang dewasa.
"Orang dewasa kadang juga tertawa saat menarik napas namun proporsinya tak sebanyak bayi dan simpanse. Perubahan teknik ini terjadi bertahap, bukan tiba-tiba," kata Sauter dilansir Science Daily, Jumat (10/5).
Manusia tertawa saat bernapas bisa jadi karena hasil dari kontrol vokal saat mereka belajar berbicara. Pada bayi, tawa lebih sering muncul dari hasil permainan fisik misalnya gelitikan. Pada orang dewasa, tawa bisa muncul tak hanya dari permainan fisik namun juga interaksi sosial.