REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Irak telah memutuskan untuk membeli sistem rudal S-400 dari Rusia, yang merupakan sistem rudal anti-pesawat jarak jauh tercanggih yang mulai beroperasi pada 2007.
Duta Besar Irak untuk Rusia Haidar Mansour mengatakan keputusan untuk membeli sistem rudal S-400 diambil setelah adanya pertemuan komisi antara kedua pemerintah guna membahas perdagangan, ekonomi, sains, dan kerja sama teknis di Baghdad pada 23-25 April lalu.
"Adapun sistem pertahanan rudal, pemerintah telah membuat keputusan, ia ingin membeli S-400," ujar Mansour dilaporkan laman kantor berita Rusia TASS pada Rabu (15/5).
Sebelum Irak, Turki juga telah memutuskan untuk membeli sistem rudal S-400. Namun, keputusan Ankara dikecam AS. Washington mengancam akan menjatuhkan sanksi jika Turki benar-benar membeli rudal tersebut dari Moskow.
AS menilai, langkah Turki membeli S-400 dapat membahayakan keamanan pesawat F-35 yang dibuat Lockheed Martin Corp. Namun, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tak merisaukan ancaman AS.
Erdogan menyatakan tetap melanjutkan kesepakatan pembelian S-400 dari Rusia. Dia menilai hal itu penting untuk keamanan negaranya.
"Kami akan mengambil langkah-langkah untuk mengeringkan rawa terorisme di Suriah dan akan melanjutkan pembelian S-400 serta bala bantuan keamanan serupa," ujar Erdogan pada akhir April lalu. Turki dilaporkan akan menerima S-400 pada Juli mendatang.