REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (Dinkesdalduk KB) Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau menyediakan ruangan isolasi untuk mengantisipasi warga yang terjangkit virus cacar monyet atau monkeypox.
Kepala Dinkesdalduk KB Tanjungpinang, Rustam, mengatakan ruangan isolasi tersebut berada di Rumah Sakit Raja Ahmad Thabib, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), di kilometer 8, Tanjungpinang. "Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Kepri supaya Rumah Sakit Raja Achmad Thabib diaktifkan sebagai tempat rujukan apabila ada warga terjangkit virus itu," kata Rustam, Kamis (16/5).
Rustam juga meminta pihak-pihak terkait lainnya memperketat pengawasan di Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang yang menjadi pintu masuk warga negara Malaysia dan Singapura ke Tanjungpinang. "Apalagi Pemerintah Negara Singapura sudah mengonfirmasi ditemukan virus cacar monyet di negara mereka," ujarnya.
Selain itu, di Pelabuhan SBP Tanjungpinang juga disiagakan alat Thermal Scanner dengan suhu di atas 37-38 derajat Celsius untuk memeriksa kesehatan penumpang. Menurut Rustam, sampai saat ini belum menemukan warga setempat yang terjangkit virus tersebut.
"Dari data puskesmas, rumah sakit dan masyarakat, kami belum menerima adanya warga yang terdeteksi mengidap virus itu," ujar Rustam.
Puskesmas dan rumah sakit di Tanjungpinang juga diimbau meningkatkan kewaspadaan terhadap penderita demam. Ketika ada pasien panas yang memliki gejala ruam pada kulit yang spesifik sepeti cacar monyet patut diwaspadai. Terlebih ada ada riwayat melakukan perjalanan dari negara yang terdapat kasus virus tersebut.
"Singapura dekat dengan Tanjungpinang, jadi patut diwaspadai," kata Rustam.
Rustam menyampaikan, cacar monyet adalah virus yang mirip dengan cacar yang biasa terjadi pada manusia. Virus ini sebenarnya sudah diberantas pada 1980. Virus ini tidak menyebar dengan mudah dari orang ke orang tapi dalam kasus yang langka, virus ini dapat berakibat fatal.
Cacar monyet biasanya berlangsung selama 2-4 pekan, dimulai dari demam dan sakit kepala lalu berlanjut ke benjolan kecil (pustula) yang menyebar ke seluruh tubuh. "Penderita penyakit ini harus ditangani dengan cepat mengingat bersifat menular," ujarnya.