REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) menggelar Harlah ke-8 di kantornya di Jalan Kramat VI, Jakarta Pusat, Senin (20/5). Dalam kesempatan itu mereka juga memberikan pernyataan soal aksi people power yang rencananya dilakukan pada 22 Mei ini.
Ketua Umum LPOI yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj meminta 14 ormas Islam yang tergabung dalam LPOI ini untuk mencegah warganya ikut dalam aksi people power pada 22 Mei nanti.
"Tanggung jawab dari 14 ormas ini mari rem warganya masing-masing. NU sudah. Di Sumsel sudah, NTB sudah, Kaltim sudah. Jambi sudah. Itu motornya dari NU. Tidak ada gunanya di bulan puasa ini bulan di mana umat Islam itu ikhlas dan tulus," kata dia dalam konferensi pers di kantor LPOI, Jakarta Pusat, Senin (20/5).
Menurut Said, mayoritas masyarakat Indonesia ingin agar setelah pengumuman hasil Pemilihan Presiden 2019 pada 22 Mei nanti itu keadaan kembali semula. Situasi kembali aman, tenteram dan selesai semuanya. "Mereka maunya selesai, aman, tenteram, kembali kerja," tutur dia.
Said mengatakan hanya sebagian kecil yang masih belum dapat menerima kenyataan. Meski begitu, bagi mereka yang tak puas silakan melakukan protes melalui jalur yang konstitusional melalui sampai Mahkamah Konstitusi.
LPOI pada hari ini merayakan Harlah atau hari berdirinya lembaga ke-8. Harlah ini sebenarnya jatuh pada 1 Juni tetapi seluruh jajaran ormas di LPOI sepakat untuk memajukan waktunya pada 20 Mei.
Ormas Islam yang tergabung dalam LPOI antara lain, PBNU, Syarikat Islam Indonesia, Persatuan Islam, Al-Irsyad Al-Islamiyyah, Mathlaul Anwar, Al-Ittihadiyyah, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, Ikatan Dai Indonesia, Azzikra Al-Washliyah, Persatuan Tarbiyah Islamiyah, Persatuan Umat Islam, dan Himpunan Bina Mualaf.