REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menahan diri dalam menghadapi situasi nasional saat ini. JK tak ingin aksi kelompok massa yang menyikapi hasil rekapitulasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 pada Rabu (22/5) berlangsung ricuh. Ia menilai kericuhan hanya akan merugikan seluruh masyakarat.
"Masyarakat secara umum artinya agar tenang, jangan terjadi aksi yang menyebabkan pengrusakan-pengrusakan fisik yang terjadi sehingga mengorbankan seluruh masyarakat," ujar JK saat diwawancarai wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (22/5).
JK mengingatkan masyarakat bahwa ada banyak kepentingan yang menunggangi aksi massa demonstrasi yang terjadi hari ini. Ia mengkhawatirkan, aksi yang semula damai, justru berakhir kisruh.
"Kita harapkan masyarakat untuk tenang dan karena ini keliatannya yang ikut serta sudah bermcam-macam, dan banyak kepentingan, ada kepentingan politik, ada kepentingan keagamaan, dan kepentingan ekonomi," kata JK.
"Karena apabila terjadi (kericuhan) maka kota kita, negara kita kalau terjadi kerusuhan bermacam-macam itu semua akan kena akibatnya," ujarnya lagi.
JK pun mengajak kelompok yang tidak puas dengan hasil Pemilu untuk menempuh cara-cara yang konstitusional.
"Biar yang formal saja artinya yang memang ada terkait untuk mengajukan protes soal pemilu silakan," ujar JK.