REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai politik Koalisi Indonesia Kerja (KIK) tidak menutup kemungkinan akan mengajak PAN dan Demokrat dalam mengisi posisi calon pimpinan MPR. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem Johnny G Plate menilai perlu adanya pertimbangan rasional dalam mengambil keputusan politik.
"Kursi pimpinan MPR RI hanya lima, karenanya perlu pertimbangan yang rasional," kata Johnny kepada Republika, Kamis (23/5).
Selain itu, ia menambahkan koalisi pendukung capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin itu juga memperhatikan kekuatan politik yang ada di DPR RI. Untuk diketahui berdasarkan perolehan kursi DPR RI di Pileg 2019 kali ini Demokrat berada di urutan ketujuh dengan perolehan 7,77 persen suara, sementara PAN berada di urutan kedelapan dengan 6,84 persen. Sedangkan Partai Nasdem berada di urutan kelima dengan 9,05 persen.
Sebelumnya Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto juga mengungkapkan bahwa KIK membuka ruang dialog terkait pengisian jabatan pimpinan legislatif. Menurutnya pemerintahan Jokowi-Ma'ruf ke depan sangat terbuka dan mengedepankan semangat gotong royong, dan membangun persaudaraan nasional.
"Kami akan dialog terlebih dahulu. Tapi sebagai kemungkinan, terhadap posisi di MPR, kami membuka ruang untuk diisi partai lain," ujar Hasto di Jakarta, Selasa, (21/5) lalu.
Sebelumnya sejumlah partai seperti Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasdem, dan PPP menyampaikan keinginannya untuk mengisi kadernya di struktural pimpinan MPR. PAN dan Demokrat juga semakin menunjukan kemesraannya dengan Presiden Jokowi yang sementara ini ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pemenang berdasarkan hasil rekapitulasi suara tingkat nasional.