REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam adalah agama terbesar kedua di Republik India setelah Hindu. Hasil sensus me nunjukkan, lebih dari 13,4 persen penduduk negeri ini (160,9 juta menurut estimasi 2009) menyebut diri sebagai Muslim. Dengan jumlah ini, India merupakan negeri dengan populasi Muslim terbesar ketiga di dunia dan populasi terbesar di dunia bagi Muslim minoritas.
Meski minoritas dari segi jumlah, sejarah membuktikan umat Islam telah memberi kontribusi besar bagi negara Asia Selatan ini. Riwayat Islam di Negeri Hindustan terbilang amat panjang. Ajaran Islam datang ke anak benua India dalam tiga gelombang: dibawa oleh orang Arab (8 M), Turki (12 M), dan abad ke-16 M oleh orang Afghan.
Mengingat sejarahnya yang panjang itu, Islam meninggalkan banyak jejak di India. Selain Taj Mahal di Agra yang mendunia itu, India juga menyimpan warisan Islam lainnya, seperti Masjid Jama’, Qutub Minar, dan Taman Makam Humayun. Mari kita sambangi tempat-tempat ber sejarah itu, yang sebagian merupakan peninggalan dari masa Kekaisaran Mughal.
Qutub Minar
Menjulang setinggi 72,5 meter, Qutub Minar adalah salah satu menara masjid paling tinggi di dunia. Menara ini dibangun oleh Qu tubuddin Aibak, sultan Delhi pertama pendiri Dinasti Ghulam (Kesultanan Mamluk ).
Terletak di dalam kompleks arkeologi besar di daerah Mehrauli, Delhi, Qutub Minar adalah sebuah menara kemenangan yang juga berfungsi sebagai menara masjid. Sultan Qutubuddin membangunnya pada 1192 setelah mengalah kan kerajaan Hindu terakhir di Delhi.
Qutubuddin adalah sultan berdarah Turki yang memerintah India barat laut dengan Delhi sebagai pusat pemerintahan. Dia menjadi sultan hanya selama empat tahun (1206 sampai 1210). Ia wafat ketika memainkan olahraga sejenis polo di Lahore. Pembangunan menara ini lalu diselesaikan oleh Shamsuddin Iltutmish, pemegang takhta ketiga Dinasti Mamluk, yang juga menantu Qutubuddin.
Qutub Minar juga dibangun dengan batu paras merah berukir kaligrafi dari ayat-ayat Alquran. Di kompleks Qutub Minar terdapat masjid tertua di India, Quwwatul Islam.
Taman Makam Humayun
Bila Taj Mahal dibangun oleh suami untuk sang istri, Taman Makam Humayun di bangun oleh istri untuk suaminya. Terletak di te pi Sungai Yamuna, bangunan ini merupakan sebuah kompleks pemakaman besar dan megah yang didominasi batu paras merah.
Taman makam Humayun adalah salah satu situs ziarah terpopuler di kawasan New Delhi. Humayun adalah Kaisar Mughal kedua. Beliau wafat pada 1556. Lalu, pada 1562 sang janda Humayun, Hamida Begum, yang berasal dari Persia, memerintahkan pembangunan taman makam ini sebagai sebuah tanda cinta untuk sang suami.
Berlokasi di Mathura Road, kawasan Nizamuddin East, Delhi, bangunan ini dirancang oleh arsitektur Persia kenamaan, Mirak Mirza Giyath. Monumen bergaya arsitektur In dia Persia ini keseluruhannya terbuat dari bata merah, bata putih, dan marmer, yang dikelilingi taman dan air mancur yang sangat in dah. Taj Mahal mengilhami sang arsitek dalam mendesain bangunan ini.
Setelah dinobatkan oleh UNESCO sebagai salah satu Situs Warisan Budaya Dunia pada 1993, bangunan ini sangat diperhatikan perawatannya oleh Pemerintah India. n
Masjid Jama’
Masjid ini terletak di Old Delhi, tepatnya di Jalan Chadni Chowk. Masjid ini didirikan oleh Kaisar Mughal, Syah Jahan, pada 1656. Pembangunannya membutuhkan waktu enam tahun dengan melibatkan lebih dari lima ribu pekerja. Bangunan serta pelataran masjid terbuat dari batu paras merah, bahan bangunan yang umum di gunakan pada masa Kekaisaran Mogul.
Mampu menampung 25 ribu jamaah, masjid ini dibangun hampir bersamaan dengan be berapa masjid di Agra, Ajmer, dan Lahore. Na mun, ia tampak paling fenomenal sehingga men dapat julukan Masjid-i-Jahanuma yang berarti masjid berpanorama dunia.
Julukan itu tak berlebihan. Keindahan ba ngunan dan arsitekturalnya memang tak tertandingi oleh masjid-masjid lain yang didirikan oleh Dinasti Mughal. Di dalamnya juga tersimpan benda-benda bersejarah, seperti Alquran dari kulit rusa, bahkan sandal dan rambut yang diyakini milik Nabi Muhammad SAW.
Tak heran jika Masjid Jama’ dipuji oleh para ahli sejarah sebagai warisan Dinasti Mu ghal yang paling berharga di samping Taj Ma hal. Kala itu, di tengah keragaman agama yang dianut rakyatnya, Syah Jahan tanpa ragu menegaskan identitasnya sebagai Muslim dengan membangun masjid megah ini.