REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI Koordinator Poltik dan Keamanan (Korpolkam) Fadli Zon mendukung pembentukan tim pencari fakta untuk mengusut kerusuhan 22 Mei 2019 diperlukan. Tim pencari fakta diperlukan untuk memberikan bantuan mengungkap penyebab jatuhnya korban di aksi tersebut.
Fadli menilai, Komnas HAM harusnya memiliki kontribusi besar dalam mengungkap tewasnya sejumlah orang. Dalam hal ini, Fadli menyatakan, DPR melalui komisi terkait pun bakal mendukung pengungkapan tersebut.
"Saya kira ini (TPF) perlu karena ini menyangkut nama manusia. Harus ada investigasi terkait dengan korban-korban terutama, kenapa bisa sampai terjadi tewasnya delapan orang atau lebih gitu ya," kata Fadli saat ditemui di Kompleks DPR RI, Jakarta, Senin (27/5).
Fadli menyebut, pernyataan Kemenkopolhukam dan Kepolisian yang menyatakan tidak ada penggunaan peluru tajam juga harus dipertanggungjawabkan. Pasalnya, sejumlah korban diduga tewas karena tertembak peluru tajam.
Maka itu, lanjut Fadli, harus dibuktikan siapa pemilik atau pengguna peluru tajam tersebut. "Kenapa ketika di lapangan terjadi justru banyak penggunaan senjata baik itu peluru karet, peluru hampa, gas air mata atau peluru tajam. Ini yang harus diinvestigasi atas perintah siapa," kata Politikus Gerindra itu.
Anggota Komisi III dari fraksi Gerindra Muhammad Syafii yang pada Senin (27/5) menerima audiensi dari keluarga korban menyatakan akan menerima semua laporan dari keluarga korban. Dari keluarga korban itu, pihaknya akan meneruskan ke komisi III membentuk rekomendasi dan mendorong penegak hukum untuk mengungkap penyebab jatuhnya korban.
"Laporan ini nanti akan diteruskan ke komisi III sehingga ada rekomendasi nanti," kata Syafii.