REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan, pemerintah Malaysia membutuhkan waktu sekitar tiga tahun untuk mengurangi utang nasional sebesar 80 persen dari produk domestik bruto ke tingkat tertinggi 54 persen, Kamis (30/5).
Pemerintahan Pakatan Harapan yang berkuasa berhasil mengurangi utang lebih dari 1 triliun ringgit ke level saat ini meskipun menghadapi tantangan.
"Kami memiliki pekerjaan berat hanya karena pemerintah terakhir meninggalkan banyak warisan yang tidak menyenangkan, misalnya, mereka meminjam terlalu banyak uang di luar batas yang ditentukan oleh pemerintah," kata Mahathir dalam pidatonya di pertemuan Koresponden Asing di Tokyo seperti dilansir Channel News Asia, Kamis.
Menurut Mahatir, pemerintahannya perlu membayar utang dan mengurangi (utang itu ke tingkat yang wajar. Dengan begitu, tidak menelan semua pendapatan yang dihasilkan dalam proses pemerintahan negara.
Mahathir juga mengatakan, Malaysia telah menarik lebih banyak minat dari investor asing akibat dari pertumbuhan ekonomi negara. Hal tersebut, kata dia menunjukkan bahwa pemerintah berada di jalur yang benar untuk menghidupkan kembali negara dengan investasi.
"Beberapa investor asing menarik diri dari pasar saham, tetapi itu tidak masalah. Bagaimanapun, banyak negara mengalami masalah karena perang perdagangan AS-Cina, (dan) kami juga terpengaruh tetapi tidak seburuk negara-negara lain," katanya.