Rabu 12 Jun 2019 05:25 WIB

Tiga Hal yang Bisa Menyebabkan Gangguan Kejiwaan

Penyebab orang terserang gangguan jiwa disebut tidak berdiri sendiri (multikomplek).

Seorang perawat merapihkan tempat tidur ruangan inap rumah sakit jiwa Mahoni Medan, Sumatera Utara, Kamis (17/1/2019).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Seorang perawat merapihkan tempat tidur ruangan inap rumah sakit jiwa Mahoni Medan, Sumatera Utara, Kamis (17/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Jambi menyampaikan setidaknya ada tiga hal yang bisa menyebabkan seseorang alami gangguan kejiwaan. Di antaranya adalah kelainan dalam tubuh, salah dalam pola asuh terhadap anak, dan situasi sosial.

"Penyebab orang terserang gangguan jiwa ini multikomplek, penyebabnya tidak berdiri sendiri. Biasanya jika disebabkan situasi sosial juga terdapat kelainan dalam tubuh yang menyebabkan orang menderita gangguan jiwa," kata Humas RSJ Jambi Singgih Jarot Santoso di Jambi, Selasa (11/6).

Organo biologi atau kelainan dalam tubuh merupakan penyakit yang diderita pasien yang dapat menyebabkan gangguan kejiwaaan seperti tumor otak dan gegar otak yang dapat menyebabkan seorang alami perubahan perilaku dari normal menjadi abnormal.

Selanjutnya sosial kultural, yakni pola asuh sejak usia dini yang membentuk pasien alami gangguan jiwa, atau dengan kata lain salah dalam pola asuh.

Sedangkan ketiga yakni situasi sosial, dimana pasien alami gangguan jiwa akibat lingkungan atau situasi sosial yang dihadapinya sangat berat sehingga menyebabkan gangguan kejiwaaan, seperti tekanan dalam perekonomian, putus cinta hingga permasalahan dalam rumah tangga.

Pasien-pasien yang alami gangguan jiwa berat harus menjalani rawat inap di RSJ, dimana RSJ daerah itu menargetkan penderita gangguan jiwa sembuh setalah mendapatkan perawatan selama 42 hari.

"Dari perawat, dokter psikolog dan gizi bersinergi agara pasien gangguan jiwa yang menjalani rawat jalan sembuh selama 42 hari," kata Singgih Jarot Santoso.

Sejak awal memasuki perawatan, penderita gangguan kejiwaan menjalani beberapa tahapan penyembuhan. Penderita gangguan jiwa berat terlebih dahulu mendapatkan perawatan di ruang intensif. Diruang intensif, penderita gangguan jiwa mendapatkan perawatan selama kurang lebih satu minggu.

Pasien yang masuk ke dalam ruang intensif tersebut merupakan pasien yang masih gelisah, cenderung mengamuk dan emosinya belum terkontrol. Sehingga pengasan yang diberikan terhdap pasien diruang intensif tersebut lebih ketat dan obat yang diberikan lebin intensif.

Setelah pasien mendapatkan perawatan dari ruang intensif, selanjutnya pasien akan mendapatkan perawatan diruangan intermediet. Diruangan itu pasien sudah dapat bersosialisasi dan berinteraksi, namun masih perlu pengarahan dari petugas. Biasanya pasien mendapatan perawatan di ruang intermediet tersebut selama dua pekan.

Jika pasien telah menunjukkan perubahan yang signifikan, maka pasien dapat mengikuti rangkaian kegiatan di ruangan rehabiltasi mental. di ruangan rehabilitasi mental pasien gangguan jiwa mengikuti serangkaian kegiatan kemandirian.

Di mana pasien diajarkan berkebun, bertani, pertukangan dan mendapatkan siraman rohani sesuai dengan agama yang dianut.

"Selama pasien mengikuti kegiatan di ruang rehabilitasi mental, pihak keluarga dari pasien sesekali diundang untuk melihat aktifitas yang dilakukan, tujuannya jika sudah keluar dari RSJ keluarga dapat memperlakukannya seperti yang dilakukan di RSJ, karena penderita gangguan kejiwaan ini bisa kumat kembali jika salah dalam penanganannya," kata kata Singgih Jarot Santoso.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement