Rabu 12 Jun 2019 16:41 WIB

Yogya Siapkan Rambu Uji Coba Malioboro Bebas Kendaraan

Uji coba Malioboro bebas kendaraan diusulkan pada 18-19 Juni.

Red: Nur Aini
Malioboro Mulai Dipadati Pelancong. Pengunjung memadati pedestrian di Malioboro, Yogyakarta,  Kamis (6/6/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Malioboro Mulai Dipadati Pelancong. Pengunjung memadati pedestrian di Malioboro, Yogyakarta, Kamis (6/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan rambu-rambu pemandu lalu lintas menjelang uji coba penerapan konsep semipedestrian di Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta.

"Sudah kami siapkan. Rambu-rambu yang untuk Lebaran juga kami pakai," kata Kepala Dinas Perhubungan DIY Sigit Sapto Rahardjo ketika dihubungi di Yogyakarta, Rabu (12/6).

Baca Juga

Menurut Sigit, menjelang uji coba Jalan Malioboro bebas dari kendaraan bermotor, kesiapan rambu-rambu pemandu arah juga akan didukung Dinas Perhubungan kabupaten/kota.

"Kalau nanti kurang, kabupaten/kota siap mendukung juga rambu-rambu yang dipakai untuk Lebaran," kata dia.

Sementara itu, menurut dia, untuk arah lalu lintas di sekitar kawasan Malioboro secara umum tidak ada perubahan, seperti arah lalu lintas dari Jalan Mataram masih bisa menuju arah Jalan Pasar Kembang, sedangkan Jalan Bhayangkara tetap diarahkan ke utara.

"Jalan Mataram tetap dua arah. Dari Jalan Mataram bisa parkir ke sirip-sirip (Jalan Malioboro) atau bisa parkir ke Abu Bakar Ali. Jadi saya tidak mengubah apapun," kata dia.

Meski demikian, kata dia, kepastian konsep uji coba semipedestrian Malioboro akan ditentukan setelah rapat bersama kepolisian, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, serta sejumlah instansi lainnya pada Kamis (13/6) di Kantor Sekda DIY.

Berdasarkan usulan sementara, uji coba rekayasa lalu lintas di Jalan Malioboro pada 18-19 Juni mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Sigit berharap melalui uji coba tersebut akan dapat diketahui berbagai kendala yang dihadapi para pedagang serta dampak kemacetan di kawasan destinasi wisata belanja di Yogyakarta itu.

"Kami coba dulu kurangnya bagaimana, diambil plus minusnya. Kalau banyak plusnya akan dilanjutkan, kalau banyak minusnya, misalnya apa baru dievaluasi. Di dalam mengevaluasi mereka (pedagang Malioboro) akan kami ajak duduk bersama," kata Sigit.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement