Kamis 13 Jun 2019 11:34 WIB

Kinerja Dagang Terus Terpuruk, Jokowi Minta Masukan Apindo

Jokowi menyebut kinerja perdagangan nasional terus mengalami defisit.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Muhammad Hafil
Perdagangan bebas (ilustrasi)
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Perdagangan bebas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang pengurus Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) untuk datang ke Istana Merdeka, Kamis (13/6). Dalam sambutan pengantarnya, Jokowi mengaku ingin mendapat masukan dari para pelaku usaha terkait situasi perekonomian Indonesia.

Apalagi, ujar Jokowi, kinerja perdagangan nasional terus mengalami defisit dalam beberapa tahun belakangan. Belum lagi pertumbuhan investasi yang melambat.

Baca Juga

"Kita sudah bertahun-tahun tidak bisa selesaikan yang namanya defisit neraca perdagangan, defisit transaksi berjalan. Yang sebetulnya ini sesuatu yang kalau kita bisa bekerja sama dengan baik, pemerintah dan dunia usaha, bukan barang yang sulit sebetulnya. Namun memang ada regulasi, ada beberapa UU yang harus memang kita revisi," jelas Jokowi di hadapan jajaran pengurus Apindo, Kamis (13/6).

Jokowi mengungkapkan, sektor ekonomi menjadi salah satu prioritas utama dalam pemerintahan ke depan. Dua pekerjaan rumah terbesar yang harus dirampungkan, katanya, adalah memulihkan kinerja ekspor dan investasi. Ia juga sempat menyinggung bahwa dalam dua hal tersebut, Indonesia sudah kalah dari negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam.

"Jangan sampai, saya sering sampaikan, nanti kalah dari Kamboja, Laos, kalah. Kita ini negara besar yang memiliki kekuatan SDA, kekuatan SDM. Yang saya kira jadi modal besar ke depan," kata Jokowi.

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani kali ini, Jokowi juga menyebutkan bahwa dinamika pemilu sudah terlewati. Meski masih ada proses lanjutan di Mahkamah Konstitusi, Jokowi yakin upaya kerja sama antara pemerintah dan pengusaha bisa memperbaiki perekonomian bangsa.

Jokowi pun menjanjikan untuk memfasilitasi masukan dan permintaan para pengusaha terkait perbaikan ekonomi. Termasuk di dalamnya, bila pemerintah perlu merevisi Undang-undang atau menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu).

"Saya ngomong apa adanya, karena saya sudah ngga ada beban apa-apa. Tolong gunakan kesempatan ini sehingga terobosan yang ingin kita lakukan betul-betul memberikan efek tendangan yang kuat bagi ekonomi kita," katanya.

Sehari sebelumnya, Jokowi juga mengundang pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) serta Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) ke istana. Dalam kesempatan tersebut, Jokowi meminta Kadin dan Hipmi memanfaatkan peluang perang dagang yang terjadi di pasar global saat ini. Jokowi mengatakan, perang dagang yang terjadi merupakan sebuah peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan kapasitas ekspor berbagai produk.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement