Rabu 19 Jun 2019 17:26 WIB

Kekeringan Makin Parah, 100 Hektare Padi Dipastikan Puso

Umur tanaman padi yang sudah dipastikan puso berumur sekitar 55 – 60 hari

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nidia Zuraya
Lahan pertanian. (ilustrasi)
Foto: banten.go.id
Lahan pertanian. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Kekeringan yang melanda areal persawahan di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, semakin parah. Bahkan, sekitar 100 hektare tanaman padi di Desa Karangmulya, Kecamatan Kandanghaur, sudah dipastikan gagal panen.

‘’Sekitar 100 hektare tanaman padi sudah puso (gagal panen), tak bisa diselamatkan,’’ kata Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Waryono kepada Republika, Rabu (19/6).

Baca Juga

Waryono menyebutkan, umur tanaman padi yang sudah dipastikan puso itu berumur sekitar 55 – 60 hari. Saat ini, tanaman sudah mulai mengeluarkan malai. Jikapun diairi, maka bulir padi yang keluar akan berwarna putih dan tidak berisi. Karena itu, dia memastikan tanaman tersebut gagal panen.

Namun, lanjut Waryono, saat ini masih ada lahan lainnya sekitar 161 hektare di Desa Karangmulya yang baru terancam puso. Meski mengalami kekeringan parah, tapi masih bisa selamat jika mendapat pasokan air yang cukup. Pasalnya, umur tanaman padi itu masih dibawah 50 hari.

‘’Tanaman padinya sekarang antara 35 – 50 hari. Ini masih bisa diselamatkan,’’ tukas Waryono.

Untuk bisa selamat, lanjut Waryono, pasokan air harus datang sesegera mungkin sebelum tanaman padi itu berumur lebih dari 50 hari. Saat ini, kondisi tanaman sudah layu serta tanahnya sudah pecah merekah dan mengeras.

‘’Kami minta kepada pemerintah agar tanaman yang tadi sudah dipastikan puso, biar tidak perlu diselamatkan lagi. Tolong selamatkan saja tanaman yang masih punya harapan untuk hidup,’’ tutur Waryono.

Selain di Desa Karangmulya, Waryono menyebutkan, total ada sekitar 1.592 hektare tanaman padi di Kecamatan Kandanghaur yang mengalami kekeringan. Kondisi itu tersebar di sejumlah desa, di antaranya Desa Bulak, Parean Girang, Karanganyar, Wirapanjunan, Wirakanan dan Pranti.

Terpisah, Bupati Indramayu, Supendi, menyatakan, distribusi air untuk wilayah Kecamatan Kandanghaur, Bongas dan Gabuswetan akan mulai berjalan pada Kamis (20/6). Hal itu disampaikannya usai mengunjungi proses perbaikan pintu air BKHR 4 yang jebol, yang merupakan Saluran Sekunder Kandanghaur di Desa Wanguk, Kecamatan Anjatan, Selasa (18/6) sore.

Dari hasil pantauannya itu, Supendi mengungkapkan, sudah ada progres perbaikan yang signifkan terhadap jebolnya BKHR 4 tersebut dibandingkan beberapa hari lalu. Saat ini, sudah ada konstruksi besi dan sudah diisi dengan cor semen supaya pondisi lebih kuat.

‘’Saya melihat secara langsung proses perbaikannya,  dan sudah ada perkembangan bagus. Insya Allah sesuai dengan petunjuk petugas yang ada di lapangan, air mulai didistribusikan pada Kamis,’’ tandas Supendi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement