Sabtu 22 Jun 2019 07:30 WIB

Dolar AS Melemah Tertekan Data Ekonomi Suram

Indeks pembelian manajer turun ke level terendah sejak 2009.

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar. Petugas melayani penukaran uang dolar Amerika di salah satu gerai penukaran valuta asing, Jakarta, Jumat (1/3/2019).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar. Petugas melayani penukaran uang dolar Amerika di salah satu gerai penukaran valuta asing, Jakarta, Jumat (1/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap mata uang utama saingannya pada akhir perdagangan Jumat (21/6). Para pelaku pasar mempertimbangkan sejumlah data baru ekonomi negara itu yang suram.

Menurut laporan, Indeks Pembelian Manajer (PMI) sektor manufaktur AS dari IHS Markit Flash yang disesuaikan secara musiman tercatat 50,1 pada Juni, turun dari 50,5 pada Mei. Angka PMI manufaktur tersebut adalah yang terendah sejak September 2009 dan hanya sebagian kecil di atas ambang batas netral 50,0.

Sementara itu, Indeks Aktivitas Bisnis PMI sektor jasa-jasa AS dari IHS Markit Flash yang disesuaikan secara musiman adalah 50,7 pada Juni, turun dari 50,9 pada Mei. Ini menandai pertumbuhan output jasa-jasa paling lambat sejak kenaikan saat ini dimulai pada Maret 2016, kata laporan itu.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,42 persen menjadi 96,2195 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1368 dolar AS dari 1,1292 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2735 dolar AS dari 1,2699 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,6926 dolar AS dari 0,6923 dolar AS.

Dolar AS dibeli 107,41 yen, lebih tinggi dari 107,27 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9769 franc Swiss dari 0,9806 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3209 dolar Kanada dari 1,3191 dolar Kanada.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement