REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu manfaat dalam pertukaran pemuda Indonesia-Korea adalah untuk saling mengenal, karena fitrah kemanusiaan kita adalah perbedaan. Sekalipun berbeda dari bahasa dan budaya, tetapi kita diikat dengan kesamaan kemanusiaan, dan kesamaan status sebagai pemuda, dimana pemuda sebagai agen perubahan.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Asrorun Ni’am Sholeh menyambut para peserta Pertukaran Pemuda Indonesia Korea 2019 di Hotel Ambhara, Jakarta pada Rabu (26/6) malam.
“Semua manusia yang diciptakan, masing-masing memiliki kelebihan sebagaimana juga memiliki kekurangan, sepuluh hari bersama ini para pemuda akan saling belajar, Salah satu ciri pemuda adalah kemauan belajar yang kuat, berpikir terbuka di tengah realitas yang ada, serta senantiasa berpikir inovatif," kata Asrorun dalam rilisnya, Kamis (27/6).
Kegiatan Pertukaran Pemuda Indonesia Korea (PPIKor) atau Indonesia Korea Youth Exchange Program (IKYEP) merupakan kerjasama bilateral antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Korea melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga RI dengan Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga Republik Korea.
Kegiatan ini telah berlangsung selama 9 tahun yang bertujuan mempererat hubungan kedua negara, khususnya dalam bidang kepemudaan dan juga untuk meningkatkan kualitas dan wawasan pemuda kedua negara melalui rangkaian kegiatan di kedua negara.
Peserta kegiatan Pertukaran Pemuda antar Negara ini diikuti oleh 40 orang yang terdiri dari 20 orang pemuda Korea dan 20 orang pemuda Indonesia, semua peserta akan mengikuti pelaksanaan fase Indonesia pada 25 Juni-4 Juli 2019. Selanjutnya para peserta akan mengikuti kegiatan fase di Korea dari 5-14 Juli 2019.