REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah berencana memindahkan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung ke Jatinangor Kabupaten Sumedang. Hal tersebut disampaikan Gubenur Jawa Barat Ridwan Kamil saat berkunjung ke kawasan pendidikan di Jabar tersebut, Ahad (31/6) kemarin.
Menurut Ridwan Kamil, saat ini pihaknya sedang mencari lahan untuk dijadikan rumah sakit paling canggih di Jawa Barat. Pemerintah punya rencana untuk memindahkan RSHS ke Jatinangor.
"Kita ada rencana besar juga yaitu memindahkan Rumah Sakit Hasan Sadikin ke Jatinangor. Jadi, nanti rumah sakit tercanggih se-Jawa Barat itu kemungkinan ada di Jatinangor. Sedang dicari lahannya," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Oleh karena itu, kata dia, Jatinangor nantinya menjadi pusat paling maju di Jawa Barat. "Itu Insyaallah di Kecamatan Jatinangor. Saya tidak mau kehilangan momentum, salah mendesain atau salah sasaran," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Komisi V DPRD Jabar Abdul Hadi Wijaya menilai, untuk merealisasikan pemindahan RSHS yang notabene salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berbentuk perusahaan jawatan tersebut tidak mudah.
"It's not easy (itu tidak mudah)," ujar Hadi, Senin (1/7).
Hadi mengatakan, pihaknya belum mendengar apapun terkait wacana yang digaungkan oleh pemerintah tersebut. Karena itu, pihaknya menunggu informasi secara resmi mengenai upaya pemindahan RSHS ke Jatinangor.
"Kita belum dengar apapun soal rencana itu. Sekarang ini belum disampaikan secara langsung pada dewan atau dalam forum," katanya.
Selain itu, kata Hadi, ada beberapa hal yang mesti ditempuh mengingat RSHS bukan aset milik Pemerintah Provinsi (Pemprov). Terlebih, pemindahan tersebut akan menyedot anggaran besar.
"Dan lagi masyarakatnya mau atau nggak? Termasuk perawatnya dan prosesnya akan lama sekali," katanya.
Dewan pun, kata dia, telah bertemu dengan Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat (Kadinkes) Berli Hamdani Gelung Sakti pada pekan lalu. Salah satu agandanya yaitu membahas soal kekosongan Direktur Utama (Dirut) enam Rumah Sakit di Jabar.
Menurut Hadi, dari enam Rumah Sakit tersebut ada satu yang menjadi perhatian khusus. Yaitu RS Al Ihsan Baleendah, Kabupaten Bandung. Sementara lima RS lainnya, yaitu RS Jiwa Cisarua Kabupaten Bandung Barat, RS Paru Sidareja Kabupaten Cirebon, RSUD Jampang Kulon Kabupaten Sukabumi, RSUD Pameungpeuk Kabupaten Garut, dan RS Kesehatan Kerja Rancaekek Kabupaten Bandung Hadi katakan sudah menemukan calon dirut definitif dan tinggal diumumkan.
"Sesungguhnya dari enam RS tinggal satu yang belum selesai dan ini ada di Pak Gubenur, yaitu Al Ihsan ini menjadi perhatian khush," katanya.
Hadi berharap, penetapan dirut definitif tersebut dapat diumumkan dengan segera. Oleh karena itu, pihaknya akan terus mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar secepatnya menentukan Dirut pada enam RS.
"Sekarang bulan Juli, mudah-mudahan secepatnya diumumkan oleh Gubenur," katanya.
Saat ditanya mengenai prediksi penyerapan anggaran, dengan rendahnya serapan Dinkes Jabar pada 2018 lalu Dinkes Jawa Barat cukup rendah, Hadi mengaku optimistis, pada kepemimpinan Berli pada tahun ini mampu lebih baik dari sebelumnya.
"Karena kan hambatan tahun lalu itu adalah belum adanya Kadinkes definitif," katanya.