REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Komunikasi Politik Universitas Bengkulu Lely Arianie berpendapat sebaiknya Joko Widodo menemui Prabowo Subianto terlebih dulu.
Hal tersebut sebagai proses rekonsiliasi pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan penetapan presiden-wakil presiden terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Saya sarankan Pak Jokowi yang mengajak, menyapa, atau menelpon Pak Prabowo. Pasti dia (Jokowi) memahami perasaan hati orang yang kalah," kata Lely kepada, Kamis (4/7).
Lely menambahkan, meskipun tidak ada aturan siapa yang harus menemui terlebih dulu, Jokowi sebagai pemenang mengerti suasana kebatinan orang kalah.
Presiden terpilih itu menurutnya juga tidak seharusnya terus-menerus mengirimkan perantaranya kepada Prabowo.
Namun, Lely melanjutkan, apabila Jokowi sudah inisiatif mengajak atau menelepon Prabowo tetapi ditolak, itu tidak menjadi masalah. "Yang kalah juga jangan jual mahal karena bagaimanapun perjalanan ketatanegaraan kita terus berjalan," ujarnya.
Lely mengatakan, pertemuan kedua tokoh itu akan membantu meredakan konflik di masyarakat.
Selain itu, ia juga memperkirakan rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo akan turut membuat masyarakat yang semula terpecah-belah mungkin pelan-pelan bisa berangkulan kembali