REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Tiga mahasiswi dari program studi eksakata Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), meramu pasta gigi yang bisa dimanfaatkan untuk mencegah karies gigi. Ketiga mahasiswi tersebut terdiri dari Rahma Fauzia Madaningrum, Nurvidian Khasanah dan Nofita Fitri Kurniasih.
''Untuk membuat pasta gigi yang mampu mencegah karies gigi ini, kami memanfaatkan lendir bekicot,'' jelas Ketua Kelompok Peneliti Bekicot Tim PKM-PE Nofita Fitri Kurniasih di Purwokerto, Senin (8/7). Oleh para mahasiswi tersebut, ramuan pasta gigi tersebut diberi nama Gelecot Toothpaste atau gel pasta gigi dari bekicot.
Nofitri menyebutkan, kelompok mahasiswi yang dipimpinnya berinsiatif membuat pasta gigi antikaries dari lendir bekicot mengingat lendir tersebut memiliki protein yang mampu mengatasi penyebab karies.
''Karies gigi yang banyak dialami anak-anak dan orang dewasa di Indonesia, umumnya disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutans. Sementara bekicot memiliki protein bernama achasin yang dapat menjadi reseptor pengikat protein (enzim) bakteri sehingga bakteri tersebut tidak makin berkembang pada gigi,'' jelasnya.
Dalam pembuatan pasta gigi bekicot ini, ketiga mahasiswi tersebut menggunakan teknik pembuatan gel. ''Lendir bekicot kita ambil, kemudian kita jadikan gel sebagai bahan campuran pasta gigi,'' jelasnya.
Ketiga mahasiswi tersebut berharap, pasta gigi ramuan mereka tersebut bisa dimanfaatkan masyarakat untuk mengatasi masalah karies yang banyak dialami masyarakat. ''Kita membuat bahan anti karies gigi dengan memanfaatkan bekicot, karena hewan ini banyak ditemukan di sekitar kita,'' katanya.
Erza Genatrika MSc, dosen Fakultas Farmasi UMP yang menjadi dosen pembimbing penelitian tersebut, mengaku bangga dengan kreatifitas ketiga mahasiswa tersebut. ''Temuan para mahasiswi tersebut, diharapkan akan dapat mengurangi masalah penyakit karies gigi pada masyarakat,'' jelasnya.
Terkait kehalalan produk tersebut, dosen Fakultas Agama Islam UMP, Wage MAg, menyebutkan, bekicot memang hewan yang dianggap sebagian masyarakat sebagai hewan menjijikan. Dari informasi yang dia peroleh, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga sudah menyatakan bekicot haram untuk dikonsumsi.
Namun dia juga menyebutkan, bila bekicot digunakan sebagai produk nonpangan, seperti obat dan kosmetik, maka hal itu diizinkan.
Dia juga menyatakan, sebelum dimanfaatkan sebagai pasta gigi, lendir bekicot tersebut yang awalnya menjijikkan sudah diubah lebih dulu menjadi gel. ''Dengan demikian, aspek menjijikkan saat masih menjadi bahan baku, sebenarnya sudah diubah menjadi gel yang tidak lagi menjijikkan,'' katanya.
Rektor UMP Dr Anjar Nugroho, menyampaikan apresiasi atas kreatifitas mahasiswanya yang telah berhasil melakukan inovasi baru dan memberikan manfaat untuk banyak orang.
''UMP akan selalu memberikan ruang seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk berkreasi. Siapa pun yang memiliki kemampuan dan peluang untuk menunjukkan potensinya, akan kita dukung dan pacu, agar potensinya semakin menonjol,'' katanya.