REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerang perusahaan media sosial dan media sebelum 'Pertemuan Media Sosial' di Gedung Putih. Acara tersebut dikabarkan hanya diikuti kelompok-kelompok konservatif.
Dalam cicitannya di Twitter, Trump mencaci perusahaan media sosial, pers, dan Partai Demokrat. Sementara, ia menyebut dirinya sendiri sebagai 'tampan dan sangat pintar, seorang jenius sejati'.
"Tema besar Pertemuan Media Sosial di Gedung Putih adalah ketidakjujuran, bias, diskriminasi, dan tekanan yang dipraktikkan beberapa perusahaan. Kami tidak akan membiarkan mereka lebih lama lagi. Media berita palsu juga akan di sana tapi dalam waktu yang terbatas," tulis Trump di Twitter, Kamis (11/7).
Google, Facebook, dan Twitter tidak diundang dalam pertemuan tersebut. Perwakilan mereka sudah mengkonfirmasi hal itu.
Trump memiliki lebih dari 61 juta pengikut di Twitter. Ia menuduh Twitter membuat 'orang sangat sulit untuk bergabung dengannya' dan 'lebih sulit lagi baginya untuk mengirimkan pesan'. Ia menyinggung perusahaan itu mungkin sudah melakukan tindakan ilegal dan harus dituntut.
Trump kerap menyerang pers di banyak kesempatan. Kali ini ia mengatakan berita palsu (fake news) tidak penting dan berpengaruh seperti media sosial. Ia memprediksi sirkulasi media-media yang mengkritiknya akan bangkrut ketika ia sudah tidak lagi menjabat.
"Ketika saya meninggalkan jabatan dalam enam tahun atau mungkin 10 atau 14 (hanya bercanda), mereka akan cepat bankrut karena tidak memiliki kredibilitas atau persetujuan dari publik, itulah mengapa mereka mendukung saya di beberapa titik, dengan satu atau lain cara," ujarnya.